ilustrasi : pinterest.com
Malam hari, hujan turun sangat deras dan terdengar bunyi guntur sambung menyambung. Ruang tempat kami tidur ,hanya diterangi dengan lampu minyak, karena sudah 3 bulan, hubungan listrik diputus petugas PLN, karena tidak mampu membayar tunggakan. Beberapa ekor Kecoa dengan bebas berkeliaran di kelambu dan sesekali bahkan tikus berlari naik keatas tempat tidurÂ
Saya  terbaring demam dan terus batuk  batuk. Istri saya duduk dipinggir tempat tidur, mengompres kepala saya dengan handuk yang dibasahkan, menyeka darah yang keluar dari mulut saya. Siang tadi saya terjatuh dari bis ,ketika ikut bekerja sebagai kerja untuk bongkar muat barang.Â
Tulang rusuk rasanya  remuk, namun saya terus menguatkan hati,untuk melanjutkan pekerjaan,karena sudah tidak ada lagi uang untuk keperluan dapur di rumah. Putra kami yang baru berusia 4 tahun, duduk ditempat tidur memandangi saya dengan sedih.Â
Tiba tiba wajah istri saya terlihat tegang dan kemudian membisikan "Sayang,air sudah mulai masuk kedalam kamar,kita harus naik keatas loteng  "Tampak air mata merembes di pelupuk matanya,yang cekung karena kurang tidur.
 Hati saya terasa amat pedih menyaksikan istri saya yang semakin hari semakin kurus dan putra kami yang berwajah pucat. Tak kuasa saya menahan tangis menyaksikan kondisi kedua orang yang sangat cintai ini karena saya tidak mampu memenuhi tugas sebagai kepala keluarga.
Mimpi Buruk Mengingatkan Bahwa Saya Kurang Tahu Bersyukur
Tiba tiba tubuh saya terasa di goyang goyang dan terdengar suara istri saya  dengan suara cemas "Sayang,bangun! Ada apa?" Saya terbangun dan sadar,bahwa saya barusan mimpi buruk. Seakan masa masa sulit kehidupan kami, saya lakoni kembali.Â
Saya memeluk istri saya dan menceritakan mimpi buruk tersebut. Kami bangun dan langsung berdoa bersama sama Kami bersyukur bahwa mimpi itu adalah masa lalu yang pernah kami lalui bersama sama. Kini kami dapat menikmati hidup nyaman dan aman. Disediakan tempat tinggal di tepi pantai yang indah dan sebuah kendaraan baru.
Setiap bulan ,tanpa diminta, anak anak mengirimkan kami belanja. Walaupun jauh dari sebutan kaya,tapi hidup kami sudah berubah bagaikan siang dan malam dibandingkan masa dulu. Mau apa lagi,kalau bukan bersyukur?