Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkali Kali Menghadapi Maut, Memberikan Kesadaran tentang Makna Hidup

26 Februari 2019   21:25 Diperbarui: 26 Februari 2019   21:43 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: dokumentasi pribadi

Baru sadar ketika tiba tiba sudah ada di Rumah Sakit M. Jamil di jalan jati Padang.Ketika membuka mata,saya tengok istri saya lagi menangis memegang tangan saya. Lagi lagi saya masih diizinkan melanjutkan kehidupan di dunia ini.

Menabrak pohon Ketaping di Muara Padang -ketika bekerja di CV Baguna di Padang,saya dibonceng dengan Vespa oleh teman sekantor. Tiba di  Muara dan dibengkolan,seharusnya memperlambat ,malahan salah tekan gas secara maksimal. Vespa menabrak pohon Ketaping dan saya melambung, terus tidak ingat lagi apa apa. 

Baru sadar, ketika tiba tiba sudah berada di rumah sakit. Pada waktu itu, istri saya sedang hamil anak pertama. Mungkin, karena saya banyak dosa,jadi tidak boleh masuk surga,sedangkan tempat di neraka ,tidak ada tempat lagi, karena sudah penuh sesak. Maka saya masih diizinkan untuk memperbaiki hidup saya.

Masih banyak lagi kisah horor pribadi,tapi kalau saya tulis terus,pasti orang akan bosan membacanya. Misalnya, saya di operasi 3 kali di Rumah Sakit  Mount Elisabeth -di Spore dan kemudian di Gleneagle Hospital. Kasihan istri saya,jadi kurus kering ,akibat selalu di hantui kecemasan,karena ulah saya .Terachir ,terjatuh ditangga pesawat dan paru paru mengalami infeksi parah. 

Tergeletak di Wollongong Public Hospital. Dokter Morentos ,specialist Paru Paru.mengeleng gelengkan kepala.sambil memperlihatkan, hasil rontgen, bahwa paru paru saya terinfeksi, sehingga tidak bisa makan dan susah bernafas,Bobot tubuh,dari 70 Kg.menurun hingga tersisa 58 kg. Dan lagi lagi saya bersyukur, Tuhan masih bermurah hati mengizinkansaya sembuh secara total. 

Ada orang yang tenggelam dan langsung tewas. Atau terjatuh sekali saja,terus pergi selama lamanya,bahkan tidak sempat pamitan. Karena itu setiap kali mengingat ulah saya,sehingga berkali kali menghadapi maut. saya merinding dan bersyukur kepada Tuhan. karena izin menetap saya di dunia ini,masih diperpanjang terus.  

Saya yakin, semuanya adalah berkat doa dari wanita yang mencintai saya sepenuh hati dan segenap jiwa raganya,seta doa dari anak cucu dan semua orang yang menyayangi diri saya.  

Karena  itu,saya bertekad,untuk mengisi seluruh hidup saya, untuk melakukan apa saja,yang kiranya ada manfaatnya bagi orang lain, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, yang memenuhi seluruh relung relung jiwa saya yang  terdalam. Dan tentu tidak lupa mengucapkan terima kasih  kepada istri dan anak cucu tercinta, serta semua  orang yang menyayangi saya..

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun