Sayang Anak dengan Cara Keliru
Kalau bayi menangis minta minum atau karena popoknya basah, tentu bukan masalah. Karena bayi belum bisa melakukan apa-apa, bahkan berbicara juga belum. Jadi wajar, kalau seorang bayi menyampaikan keinginan hatinya, ingin minum atau ganti popok, hanya dengan cara menangis.
Hanya itu satu-satunya komunikasi yang dapat dilakukannya. Hanya ibunya yang memahami arti dari tangisannya. Yakni membedakan mana tangisan karena lapar dan mana tangisan yang disebabkan karena minta diganti pakaiannya. Seorang ibu juga memahami, arti tangisan bayinya bila sakit.
Tetapi setelah bayi sudah bisa merangkak, maka ibu yang bijak sudah mulai mendidik anaknya agar bisa mandiri. Misalnya diletakan dalam gerobak bayi dan tidak lagi senantiasa berada dalam gendongan ibunya.
Semakin bayi bertumbuh kembang dan sudah bisa berjalan, maka semakin banyak ia diberikan kesempatan untuk menjadi anak yang mandiri dengan cara membiarkan anaknya merangkak dan mulai melangkah perlahan lahan.
Walaupun ada risiko, anaknya akan terjatuh dan menangis. Bukan karena tidak sayang akan anaknya,melainkan justru seorang ibu yang bijaksana, akan mendidik anaknya, untuk secara perlahan lahan mulai belajar mandiri.
Bahkan ketika anaknya terjatuh dan diyakini tidak terluka, ibu yang bijak juga tidak langsung buru buru mengendong anaknya agar anaknya jangan sampai menjadi anak yang terlalu dimanja sehingga sikit-sikit menangis dan berteriak "mamiiii"
Sayang Anak Kebablasan
Untuk menengok contoh, hasil didikan yang didasari atas sayang anak secara overdosis adalah anak-anak menjadi cengeng. Tersenggol sedikit saja akan menangis dan mengadu ke mami. Setiap pulang sekolah, selalu mengadu kepada mamanya bahwa teman-teman di sekolah nakal.
Dan ibu yang sayang anak secara overdosis akan meradang bila mendengar anak kesayangannya diganggu. Bahkan tidak segan-segan, guru sekolah juga akan dilabrak dan dimarahi karena dianggap tidak mampu melindungi anaknya dari gangguan anak-anak lainnya.
Semakin lama, anak yang dididik dengan cara ini akan kehilangan rasa percaya diri. Bahkan hingga sudah berpacaran akan selalu mengatakan "Saya tanya mami dulu ya" Alangkah menyedihkan bila sampai dalam keluarga kita ada tipe anak mami ini.Â