3 kali pertemuan yang dibarengi dengan makan bersama, tidak sekali juga saya mendapatkan kesempatan untuk membayar tagihan dari restoran, karena selalu kedahuluan dengan mantan murid saya.
Bahkan ada yang  membawa oleh oleh untuk saya dan malahan memberikan: "angpau" dalam jumlah yang cukup besar nilai nominalnya. Mengapa mereka mau melakukan semuanya ini? Padahal sebagian dari mereka berprofesi sebagai dokter Specialist,pengusaha, Perwira TNI A.L dan pemilik pabrik,
Organisasi yang saya dirikan sejak tahun 1998 Â dan sudah terdaftar di Berita Negara R.I ,di Depatemen Kesehatan R.I dan sudah memiliki legalitas hukum ,hingga kini masih tetap eksis. Minggu lalu, saya dan istri diundang untuk makan bersama di Bandung,dalam acara temu kangen. Padahal untuk bisa bergabung, syaratnya mereka harus ikut seminar yang tentunya tidak gratis.Â
Namun, hubungan baik yang terjalin selama belasan tahun, telah tertanam dalam hati mereka. Sehingga sungguh merupakan sebuah surprise, bahwa kendati sudah lama tidak bertemu, namun hubungan persahabatan kami ternyata tidak lapuk karena perjalanan waktu. Dan yang lebih membuat kami terharu adalah semua yang mengundang kami adalah berbeda suku,budaya dan agamanya dengan kami berdua.
Mantan Karyawan Kangen Ingin Bertemu Kami Berdua
Mantan karyawan kami.sudah berkali kali menyampaikan, rasa kangen mereka untuk bisa bertemu kami berdua. karena itu, kami akan ke Padang untuk bisa berjumpa dengan mereka.
Padahal mereka semuanya kini sudah jadi orang orang sukses. Dalam mengarungi samudra kehidupan, kami selalu ingat bahwa: "Keindahan hidup itu, bukan tergantung pada seberapa hebatnya diri kita, melainkan seberapa  banyaknya orang oraang yang merasakan manfaat, selama bergaul dengan diri kita."
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H