Catatan Beberapa "Keuntungan" Jadi  Orang IndonesiaÂ
Selama lebih kurang dua minggu pulang kampung, tentu saja merupakan saat saat yang sangat membahagiakan bagi kami berdua. Bertemu sanak keluarga dan sahabat lama serta perjumpaan dengan teman teman baru,yang menghadirkan kehangatan.
Akibat mengikuti hasrat hati, maka selama sekitar 10 hari restoran Sari Minang di jalan Juanda sudah menjadi tempat persinggahan kami berdua bersama teman-teman dan sanak keluarga, baik siang maupun malam.Â
Seakan terngiang lirik lagu "Kemesraan ini janganlah cepat berlalu......"
Gembira, haru, namun terkadang terselip kesedihan di kala mengetahui bahwa ternyata sudah banyak dari antara para sahabat lama dan keluarga yang sudah mendahului.
Namun begitulah hidup, apa yang memang harus terjadi maka terjadilah.
Kita hanya boleh berharap dan berdoa, namun Tuhan yang menentukan.
Hidup Tidak Mungkin Sepenuhnya Menurut Maunya Kita
Dalam kegembiraan hati berjumpa sahabat dan kerabat, tentu ada saja hal yang membuat hati menjadi risau, antara lain, menyaksikan:
- kebebasan berekspresi Â
- dikit dikit demo
- dikit dikit klakson
- termasuk di zebra cross
- bebas menggunakan bahu jalan kapan saja
- troktoar bukan semata untuk pejalan kaki,tapi juga untuk pengemudi sepeda motor
- kalau sudah diklakson ramai ramai,walaupun lampu masih merah ,jalan terus atau resiko di maki maki orang banyak
- lampu kuning, artinya: "tancap gas"
Kembali Fokus Kejudul Tulisan
Orang Indonesia bebas untuk menggunakan hak pilihnya atau tidak, yang dikenal dengan istilah "golput". Ada berbagai alasan yang mencuat, antara lain:
- tidak punya waktu, karena harus menjalani kehidupan yang keras
- merasa di antara kedua capres yang ada tidak satupun memenuhi harapannya
- rasa kecewa karena keputusan yang diambil capres pilihannya tidak sesuai harapan
- bersikap masa bodoh
- tidak tahu harus kemana?