Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Suku dan Seiman, Bukan Jaminan Menjadi Sahabat Baik! Benar atau Salah?

6 Januari 2019   10:35 Diperbarui: 6 Januari 2019   13:41 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah Renungan di Hari Minggu

Apabila ada yang menanyakan kepada saya, pertanyaan di atas, yakni: "Apakah sesuku dan seiman secara serta merta merupakan jaminan, orang akan menjadi sahabat baik kita?", maka jawaban yang akan saya berikan adalah: "Don't ask me, ask your heart, because the answer is in your heart" Jangan tanya saya, tapi tanyalah  diri anda masing masing,karena disana akan ada jawabannya.

Nah,kalau sudah tahu jawabannya demikian,mengapa masih saja menuliskan dalam ujud sebuah artikel? Jawabannya adalah ,karena ingin berbagi secuil pengalaman hidup, yang diharapkan ada manfaatnya bagi orang banyak. Setidaknya ,merupakan masukan guna menambah khasanah pemahaman tentang ilmu kehidupan,yang  saya dapatkan selama 75 tahun belajar di Universitas Kehidupan .

Seperti kata pribahasa: "Sebaik baiknya manusia,adalah manusia yang hidupnya memberi manfaat bagi orang lain" Walaupun belum tentu tulisan ini bermanfaat bagi orang lain, setidaknya saya sudah berusaha untuk mengisi hidup dengan hal hal yang tidak merugikan orang lain.

Pengalaman Adalah Guru Terbaik

Pengalaman hidup merupakan guru terbaik,karena Guru Besar yang mengajarkan ilmu Kehidupan kepada kita semua adalah Alam Terkembang. Dalam bahasa kampung halaman saya di Sumatera Barat, disebutkan: "Baguru Ka alam nan takambang". Karena satu satunya universitas yang bersifat multidimensional hanya ada di dalam kehidupan kita. 

Dimana setiap orang mendapatkan kesempatan untuk belajar tentang kearifan hidup,selama 24 jam sehari ,dimana saja dan kapan saja. 

Disini kita dapat belajar semua ilmu kehidupan, yang sama sekali tidak tersentuh dalam pelajaran yang dituangkan di universitas manapun di dunia ini. Belajar di bangku sekolah akan menghadirkan ilmu pengetahunan dalam diri kita,sedangkan belajar dari Universitas Kehidupan,akan menghadirkan kearifan hidup dalam diri kita. 

Antara Lain:

  • ilmu tentang makna iman
  • ilmu tentang arti hidup damai dalam keberagaman
  • ilmu rendah hati
  • ilmu tentang mengasihi sesama
  • ilmu tentang memaafkan 
  • ilmu tentang keikhlasan
  • ilmu tentang persahabatan sejati
  • ilmu tentang ketinggian budi
  • Dan selanjutnya

Bila kita mampu lulus dalam ujian dari Universitas Kehidupan ini, maka akan menghantarkan diri kita mencapai aktualisasi diri,yakni dalam pengertian memahami arti dan makna dari kearifan hidup 

Pengalaman Hidup Mengajarkan 

Pengalaman hidup prbadi saya mengajarkan, bahwa ternyata, sesuku dan seiman,bukan jaminan akan menghadirkan sebuah persahabatan sejati, Malahan sebaliknya,justru salah seorang dari yang seiman dan sesuku  tersebut, menohok diri saya dan menyisakan luka batin yang mengangga, Bertahun tahun,baru luka tersebut dapat bertaut kembali,setelah saya mampu memaafkan sahabat baik saya tersebut.

Tapi setiap orang tentu mempunyai pengalaman hidup yang berbeda, Tulisan ini,hanya sebuah contoh,bahwa sesuku dan seiman, bukan jaminan. Pelajaran berharga ini. ternyata memiliki kekuatan membebaskan saya dari belenggu yang tidak kasat mata Memberikan kebebasan bagi saya untuk membuka hati untuk bersahabat dengan siapa saja tanpa peduli suku dan agama yang diimaninya.

Sejak saat itu saya sungguh menjadi pribadi yang bebas seutuhnya Tidak lagi terkurung dalam fanatisme yang keliru. 

Hanya secuil pengalaman pribadi yang mungkin ada manfaat nya bagi orang banyak. Salam persahabatan. 

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun