Pengalaman hidup prbadi saya mengajarkan, bahwa ternyata, sesuku dan seiman,bukan jaminan akan menghadirkan sebuah persahabatan sejati, Malahan sebaliknya,justru salah seorang dari yang seiman dan sesuku  tersebut, menohok diri saya dan menyisakan luka batin yang mengangga, Bertahun tahun,baru luka tersebut dapat bertaut kembali,setelah saya mampu memaafkan sahabat baik saya tersebut.
Tapi setiap orang tentu mempunyai pengalaman hidup yang berbeda, Tulisan ini,hanya sebuah contoh,bahwa sesuku dan seiman, bukan jaminan. Pelajaran berharga ini. ternyata memiliki kekuatan membebaskan saya dari belenggu yang tidak kasat mata Memberikan kebebasan bagi saya untuk membuka hati untuk bersahabat dengan siapa saja tanpa peduli suku dan agama yang diimaninya.
Sejak saat itu saya sungguh menjadi pribadi yang bebas seutuhnya Tidak lagi terkurung dalam fanatisme yang keliru.Â
Hanya secuil pengalaman pribadi yang mungkin ada manfaat nya bagi orang banyak. Salam persahabatan.Â
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H