Sekecil Apapun Persamaan Dapat Menjadi  Jembatan Sebuah Persahabatan
Ketika pertentangan dimulai,maka dua kubu akan saling mencari apa saja yang berbeda,agar dapat dijadikan peluru untuk menyerang lawan.Bahkan ,orang tidak segan segan menggunakan :"kaca pembesar" ,agar dapat memperbesar kesalahan ataupun kekurangan kecil yang terdapat pada kubu lawan. Sebaliknya,bilamana niat hati mau menjalin hubungan pertemanan,maka  yang dicari adalah apa saja,yang dapat dijadikan jembatan,untuk menyeberangi jurang perpisahan yang ada
Karena,dalam berbagai perbedaan, tetap ada hal yang dapat dicari persamaannya. Karena sekecil apapun, setiap persamaan, senantiasa dapat menjadi perekat dan semakin mendekatkan hubungan persahabatan dan kekeluargaan.
Seperti halnya,kita senang bila ada orang asing mengucapkan :" Selamat Pagi atau Terima kasih." Kendati hanya satu kalimat singkat, tapi sudah cukup untuk jadi perekat.Alangkah semakin indahnya hidup ini,bila kita mampu menghimpun setiap hal,sekecil apapun, yang dapat menjadi perekat persahabatan dan persaudaraan.
Sesungguhnya ada begitu banyak hal yang dapat merekatkan kita kepada setiap orang, walaupun berbeda suku dan berbeda latar belakang sosial,maupun beda agama . Perbedaan bukan halangan untuk menjalin persahabatan. Karena didalam berbagai perbedaan ,selalu ada hal hal yang dapat menyatukan kita. Menjadi sahabat orang banyak,,sungguh sungguh memberikan kedamaian dan kebahagiaan tersendiri dalam hidup kita.Â
Memiliki Banyak Sahabat Adalah Sebuah Kebahagiaan Tersendiri
Memang dengan uang yang banyak,kita bisa saja kemana mana,walaupun tanpa adanya teman teman dikota yang dituju.Namun bagi yang sudah pernah merasakan indahnya sebuah persahabatan,pasti akan merasakan, perbedaan yang mencolok antara keduanya. Bagi yang tidak punya sahabat,bila berkunjung ke suatu kota,paling duduk ngopi sendirian di hotel atau mutar mutar kota dengan taksi .
Andaikan ,dalam kondisi seperti ini,masih ada  yang dapat merasakan bahagia,maka kebahagiaan yang dirasakan,hanyalah sebuah kebahagiaan semu. Hal ini berbeda total,bilamana ada sahabat kita yang menjemput di bandara atau minimal datang ke hotel untuk saling bercerita dengan kita.Â
Hal ini ,secara pribadi sangat kami rasakan. Ketika kami merencanakan akan pulang kampung  pada pertengahan januari, sudah banyak teman teman yang :"membooking " kami ,baik untuk makan siang,maupun makan malam.Â
Masalahnya bukan karena diundang makan,namun rasa hubungan persahabatan yang dikedepankan,untuk dengan spontan,menunggu kedatangan kami.  Bahkan ketika kami ke Lombok  dan menginap di hotel Lombok selama 3 malam,ternyata sudah dilunasi oleh pak Rudy Geron,sahabat dari Kompasiana, Malahan kami diajak pesiar keberbagai lokasi wisata.
Dilain waktu,ada Arief yang menjemput kami di bandara dan biaya menginap di hotel juga di lunasi,padahal tidak ada hubungan kekeluargaan,selain merupakan sahabat .Kesempatan lain,kami ke Sepang. tidak jauh dari Kuala Lumpur, hal yang sama juga terjadi.Kami dijemput oleh Man dan  keesokan harinya ketika kami check out,ternyata hotel dan taksi ke bandara,sudah dilunasi oleh Man,sahabat kami.