Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Itu Sederhana, Mengapa Dibuat Jadi Ribet?

28 November 2018   19:10 Diperbarui: 28 November 2018   19:40 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Begitu juga ketika dulu saya dioperasi di Singpore ,pada waktu saya sadarkan diri dan membuka mata.maka wajah istri sayalah yang pertama saya temui.  Ia memeluk saya dan kembali air matanya jatuh berderai .Malahan pada waktu itu,tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibirnya.

Namun saya dapat menangkap bahasa tubuh ,betapa wanita yang telah mendampingi saya dalam suka dan duka mengarungi samudra kehidupan, sungguh sungguh mencintai diri saya sepenuh hati dan sepenuh jiwanya.

Seperti yang  dibisikannya ketelinga saya, bahwa satu satunya laki laki yang dicintainya selama hidupnya hanyalah diri saya "Sebuah kalimat yang sangat sederhana,yang sudah menjadi prasasti cinta dalam jiwa saya.

Hingga sama sama menua,kami setiap hari makan sepiring berdua,bukan untuk mempertontonkan kemesraan,melainkan karena memang begitulah kami menjalani kehidupan. Setiap hari ,kami selalu berpergian bersama, mancing bersama,berenang bersama dan makan bersama.istri saya tidak akan makan, bila  tidak bersama saya.

Beda Hobi

Kalau hobbi traveling,kami berdua memang sejak masih muda, hobi traveling kemana saja,baik perjalanan domestik,maupun keberbagai negara. Namun kalau sehabis makan malam. Istri saya hobi nonton flim di televisi,sedangkan saya hobi menulis. Maka ketika kami sama sama duduk diruang tamu,istri saya nonton tv, sedangkan saya sibuk menulis atau membaca.

Mendekati tengah malam,bila saya mengantuk, maka saya cukup mengatakan : "Kita bobok ya sayang "Maka istri saya menekan tombol off pada remote kontrol tv ,tanpa harus menyudahi menonton filmnya. Begitu juga bila  istri saya yang lebih dulu mengantuk, maka saya hentikan menulis atau membaca dan kami masuk kamar bersama. Tidak ada setitik keterpaksaan antara kami, karena kami sudah melaluinya selama 53 tahun hidup pernikahan dalam suka dan dalam duka

Ditulis berdasarkan pengalaman hidup pribadi, bahwa cinta itu tidak perlu mengumbar kata ,melainkan membuktikannya dalam kehidupan nyata.

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun