Sejak beberapa bulan lalu, entah apa yang menyebabkan, tiba tiba saja nomor Ponsel saya yang sejak 10 tahun lalu digunakan secara aktif, berubah menjadi nomor ponsel Indonesia, yakni +6281372425991 Padahal saya sama sekali tidak merasa pernah memiliki nomor tersebut.
Saya sudah datangi counter Vodafone di Joondalup,Western Australia dan menanyakan,mengapa nomor ponsel Vodafone yang saya gunakan, bisa berganti dengan nomor Indonesia? Yang ditanya malah bingung dan balik menanyakan, mengapa anda tidak bertanya ke telkomsel di Indonesia? Saya sudah coba hubungi telkomsel di Jakarta, tapi jawabannya: "Maaf, kami tidak tahu pak"
Akibatnya, dalam catatan WA grup teman teman,seakan akan: "Tjiptadinata Effendi left". Antara lain, nama saya tidak ada lagi di K -100 dan tidak ada lagi di Grup WA Alumni Don Bosco. Begitu juga dari Grup WA ST. Franciscus, yang anggotanya adalah mantan murid-murid saya semasa di SD, nama saya tidak lagi ada disana. Setiap hari, saya harus menjelaskan,bahwa bukan saya yang "left" tapi tanpa dikehendaki, nomor WA saya tiba tiba berubah, tanpa setahu saya hingga saat ini.
Hal ini,tampak sepele,tapi sesungguhnya bagi saya pribadi, berdampak negatif karena banyak yang mengira bahwa saya tidak menjawab pesan WA yang berkali kali dikirim kepada saya dan ada juga yang bertanya,mengapa saya: "left" dari grup? Apakah ada yang salah?" Salah satunya pesan dari Anton Suherman yang kini sedang berada di Jerman bertanya: "Mengapa saya tidak akitif lagi di WAG St.Fransiscus?" Setelah saya jelaskan, baru hari ini saya bisa bergabung kembali dengan WAG mantan murid murid saya.
Kejadian yang tampak merupakan hal sepele ini,menjadi pelajaran berharga bagi saya,bahwa perlu dilakukan :"check and recheck" agar jangan smapi terjadi kesalah pahaman yang dapat menyebabkan terputusnya hubungan baik, yang selama ini sudah terjalin.
Saya sudah mencoba bertanya,pada orang orang yang saya anggap piawai dalam hal tehnik komunikasi, tapi hingga saat ini belum ada seorangpun yang dapat memberikan solusinya, bagaimana agar nomor Ponsel Australia saya +614222090.... " tidak mengalami perubahan, bila saya komunikasi dengan teman teman di Indonesia. Ternyata, masalah yang sangat sepele, sangat sulit mencari solusinya?
Namun,terlepas dari masalah :"error mysterius " tersebut,ada sebuah kebahagiaan tak ternilai.Mereka dulu adalah murid murid saya.kini sudah jadi orang sukses,namun masih tetap menyayangi kami,seperti dulu. Sungguh benar seperti kata pribahasa:"Apa yang kita tabur,akan dituai" .Kami memperlakukan mereka dulu.bukan hanya sebatas murid,melainkan tak ubahnya anak anak kami sendiri.
Mereka bebas datang bertandang kerumahj kami ,kapan saja mereka ada waktu. Hubungan baik,yang tak lekang karena panas dan tak lapuk.terkena hujan. Januari tahun depan,kami berjanji akan bertemu dan makan bersama lagi.
Walaupun dulu yang mengundang adalah saya ,namun usai makan siang,kami berdua yang ditraktir oleh mantan anak didik kami. Bukan masalah makan gratisnya,namun rasa kasih sayang yang tak pupus dimakan waktu selama kurun waktu 50 tahun,sungguh tidak mudah merawatnya. Satu satunya,yang mampu mengawal kasih sayang ini adalah ketulusan hati.
Terima kasih kepada mantan anak didik saya ,setengah abad lalu ,yang kini sudah menjadi sahabat sahabat baik saya. Semoga persahabatan ini terus berlanjut,hingga akhir hayat.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H