Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hal hal tidak berguna
Kesibukan yang berada diluar diri kita,bahkan mungkin disamping sama sekali tidak memberikan nilai tambah dalam hidup kita,juga menghabiskan waktu kita secara sia sia.dapat disimak dengan cara sangat sederhana. Begitu membuka WAG ,baik dari grup reuni teman teman sekolah,maupun di WAG komunitas dimana kita bergabung,kesibukan yang sangat kental adalah masalah politik.Â
Tanpa sadar,banyak orang yang terjerumus ikut latah dalam berkomunikasi di WAG ini,yang sejujurnya ,sama sekali tidak ada nilai tambah bagi kehidupan kita.Malahan yang dirasakan adalah,teman teman yang dulunya sangat akrab,kini satu persatu mulai off dari WAG. Dan sejak itu tidak lagi saling bertegur sapa.Penyebabnya sudah dapat diduga ,adalah masalah beda pendapat mengenai jagoan masing masing.Â
Kalau kita renungkan dengan tenang,orang dewasa seringkali tak ubahnya dengan anak anak yang lagi rebutan mainan dan kemudian saling berantem. Padahal yang diperebutkan hanya sepotong kayu atau sebuah layangan putus.Yang diperebutkan,sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan persahabatan yang dijadikan taruhannya.
Hal ini terjadi nyata dan bukan khayalan. Sebagai contoh, ulah masalah bendera hitam saja,berapa banyak persahabatan yang terputus? Sejak dari pembakaran bendera,hingga bela membela dan masing masing kelompok merasa paling diri pahlawan,hingga berlanjut kebendera hitam di Arab Saudi. Â
Begitu sibuknya sebagian orang ikut latah dalam debat kusir,bendera hitam tersebut secara gaib terpasang sendiri atau memang sengaja dipasang ,orang sampai lupa bahwa beras dirumah sudah tidak ada lagi. Lupa bahwa uang sekolah anak sudah dua bulan nunggak,lupa bahwa orang tua sedang terbaring sakit dirumah .Lupa bahwa ada begitu banyak yang harus dilakukan,namun tidak dikerjakan. Sedangkan yang sesungguhnya bukan urusannya justru mendapatkan prioritas utama.
Orang bisa tidak sempat menyengguk orang tua yang lagi sakit atau tidak sempat berkumpul bersama sama keluarga,namun selalu ada waktu untuk membicarakan urusan orang lain,tanpa mengenal waktu.
Pernah saya berkunjung kerumah salah seorang kerabat di Jakarta,yang tergeletak  sakit sudah lebih dari satu bulan. Usianya  hanya terpaut lebih muda 8 tahun dari saya,namun kondisinya seakan sudah berusia 90 tahun. Sambil menangis ,Joni ,kerabat saya mengatakan,bahwa yang paling menyakitkan baginya,bukanlah gangguan ginjal yang dideritanya,melainkan tidak pernah dibesuk oleh  putranya,yang katanya sibuk kampanye.
Saya hanya bisa terdiam mendengarkan  dan dapat merasakan betapa hal ini sangat melukai hatinya.Karena putranya begitu sibuk dengan urusan politik,sehingga tega mengabaikan dirinya. Putranya ,hanya hadir ketika Joni sudah meninggal.Bagi putranya,urusan politik adalah prioritas utama,yang lainnya menempati urutan ,kapan sempat.
Sediakanlah waktu untuk refeksi diri
Kalau kita punya waktu berjam jam untuk urusan yang tidak ada gunanya,mengapa kita tidak punya waktu untuk diri sendiri? Setiap orang perlu waktu 10 - 15 menit setiap hari,untuk melakukan refleksi diri .Karena refleksi diri diperlukan untuk menjaga agar kita jangan sampai terhanyut terlalu jauh. Dan bila sadar ada yang tidak pas,dapat segera diubah dan dibenahi.Â