Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cara Mengalahkan Lawan dengan Menjadi Orang yang Dizalimi

24 Oktober 2018   21:27 Diperbarui: 25 Oktober 2018   04:21 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: liputan6com

Malam harinya terjadi keributan di istana. Dalam waktu singkat, tersiar berita bahwa putra mahkota telah melakukan penganiayaan terhadap anak dari Selir Yen Yen, sehingga dari mulut dan hidungnya keluar darah dan kepalanya terluka

Tubuh anak selir Yen Yen  terkapar didepan pintu kamar Putra Mahkota dan pakaian putra Mahkota kecipratan darahnya.

Akibat heboh ini.Baginda dan para Menteri langsung ke TKP dan melihat tubuh anak Selir masih tergeletak dilantai.. Karena kejadian ini disaksikan sendiri oleh maharaja dan para menteri, maka tidak seorangpun berani mengeluarkan kometar lain, walaupun sesungguhnya mereka heran, bagaimana mungkin putra mahkota yang tubuhnya lebih kecil dari tubuh anak Selir Yen Yen bisa menjatuhkan dan memukul putra selir hingga berdarah-darah. 

Berita terus berkembang bahwa hal ini dilakukan oleh putra mahkota karena merasa malu, kalah dalam perlombaan menunggang kuda dan memanah. Entah siapa yang punya ide untuk mengarang cerita ini, tidak ada yang tahu dan tidak ada yang berani bertanya.

Maharaja Sangat Berang

Malam itu juga diadakan rapat dengan seluruh menteri. Kesimpulan dari rapat, bahwa putra mahkota dicabut haknya karena belum lagi menjadi raja sudah berani berbuat sewenang-wenang, bahkan bertindak kejam terhadap saudaranya sendiri. Permaisuri memohon agar keputusan itu ditinjau kembali mengingat tubuh putranya yang lebih kecil tidak mungkin dapat mengalahkan anak dari Selir Yen Yen. Tapi keputusan maharaja sudah tetap dan tidak dapat diganggu gugat lagi.

Di Ruang Perawatan

Di ruang perawatan anak Selir Yen Yen, terdengar suara Selir berbisik pada putranya, "Ibu cuma menyuruh kamu membenturkan kepala agar berdarah, tapi mengapa kamu sampai membenturkan begitu kuat sehingga terluka begini dalam anakku?"

Dan jawaban lirih dari sang putra terdengar, "Kalau setengah hati, bisa ketahuan, Ibunda. Kalau sampai ketahuan baginda bahwa kejadian ini sudah kita rencanakan, bukan hanya kepala ananda yang bakal dipenggal, tapi juga kepala Ibunda. Ananda hanya berpedoman pada pesan Ibunda bahwa tidak ada keberhasilan yang dapat dicapai tanpa pengorbanan. Rencana kita sudah berhasil dan kelak ananda jadi putra mahkota. Semuanya adalah berkat kecerdikan ibunda."

sumber bacaan: "The Secret of War"

"Untuk mengalahkan lawan tanpa senjata, maka berusahalah jadi orang yang dizholimi. Kelak putra Selir Yen Yen menggantikan Maharaja Djin Wan, yang mangkat. Ternyata  Maharaja dan para menteri terkecoh oleh kecerdikan Selir Yen Yen.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun