Taktik  Kuno yang Sudah Ada di Zaman Dinasti Ming
Bagi yang suka membaca kisah-kisah lama yang bersumber di negeri Cina, sesungguhnya sudah ada peribahasa yang mengatakan "Bila lawan terlalu kuat untuk dikalahkan, maka jadikanlah ia kawan. Tapi kalau tidak memungkinkan, maka jadilah orang yang tertindas". Salah satu kisah menarik adalah bagaimana seorang anak selir raja mengalahkan putra mahkota.
Semua orang tahu bahwa raja-raja di zaman dulu selalu dikelilingi wanita-wanita cantik yang  sekaligus menjadi milik raja. Sesungguhnya bukan hanya raja-raja di negeri Cina, tapi juga raja-raja yang bertahta sebelum terbentuk negara kesatuan Indonesia, juga tidak ada bedanya. Yakni di samping permaisuri yang resmi sebagai istri raja. Ada puluhan, bahkan mungkin ratusan orang wanita lainnya yang menjadi selir.
Kemudian akan lahirlah anak-anak raja yang jumlahnya mungkin raja sendiri tidak hafal berapa persis. Tetapi, yang berhak menjadi putra mahkota biasanya adalah anak dari permaisuri.
Kembali ke Kisah Negeri Cina
Dikisahkan, salah satu maharaja yang terkenal pada masa itu adalah Maharaja Djin Wan. Karena piawai dalam memerintah negerinya, maka rakyatnya hidup makmur dan sejahtera. Karna maharaja sudah tua, maka dipersiapkanlah putra mahkota, yakni satu-satunya putra dari permaisuri. Sehingga kelak bila sesuatu terjadi pada maharaja Djin Wan, sudah ada yang menggantikannya. Hal ini membuat selir kesayangan maharaja menjadi galau, karena ia sangat mendambakan putranya yang akan menjadi putra mahkota.
Akan tetapi, walaupun ia merupakan selir kesayangan maharaja, selir maharaja yang bernama Yen Yen ini tidak berani  mengajukan kepada maharaja karena takut pada permaisuri. Karena itu, ia mencari segala upaya agar putranya bisa menjadi putra mahkota.Â
Pada awalnya ia mengusulkan kepada baginda agar diadakan perlombaan ketangkasan dalam memanah dan naik kuda. Perlombaan ini dikuti oleh semua anak maharaja, termasuk putra mahkota. Yang keluar sebagai juara adalah putra dari selir kesayangan maharaja. Tentu saja hal ini membuat Yen Yen sangat bangga dan senang.
Maka ia memberanikan diri untuk mengusulkan kepada maharaja, karena putranya adalah pemenang dari  pertandingan ini. Maka seharusnya putranya yang berhak menjadi putra mahkota. Namun sebelum maharaja menjawab, maka permaisuri didampingi dengan para menteri yang setia kepadanya, sujud dihadapan baginda dan menyampaikan bahwa urusan pertandingan sama sekali tidak ada kaitannya dengan kedudukan putra mahkota. Dan maharaja tidak bisa membantah permohonan permaisuri dan para menterinya.
Melukai Diri Sendiri demi Kemenangan