Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Banyak Orang Pintar tapi Bertindak Bodoh?

10 Oktober 2018   19:31 Diperbarui: 10 Oktober 2018   19:47 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : istock.com

Kalau seseorang sudah dapat menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelar Sarjana dibidang disiplin keilmuan manapun, rasanya tidak salah kalau dikategorikan termasuk kelompok: "Orang Pintar". Apalagi bila sudah mendapat gelar: "Guru Besar". Walaupun tentu saja  bukan berarti ,kesimpulannya, bahwa orang yang tidak menyandang gelar Sarjana adalah orang bodoh. 

Karena istilah: "pintar" atau "pandai " sangat luas maknanya. Kalau dizaman dulu,yang dimaksudkan dengan: "orang pintar" adalah sosok yang mampu menerjemahkan tanda tanda alam serta mencarikan solusinya. Karena itu bila menemukan kesulitan dalam menghadapi berbagai masalah hidup, maka dizaman dulu, pada umumnya orang mencari "Orang pintar" untuk mendapatkan petuah ataupun solusi ,untuk mengatasi berbagai masalah.

Kharisma Orang Pintar Sudah Tergerus 

Belakangan ini, pada umumnya orang sudah berpaling dari orang pintar. Hal ini disebabkan karena  ternyata sosok yang selama ini dianggap sebagai orang pintar dan dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan,terbukti melakukan berbagai penyimpangan, dari apa yang diajarkannya kepada masyarakat. Bahkan tidak sedikit ,orang yang dijadikan panutan ini melakukan hal hal yang memalukan.

Padahal semua orang sudah tahu dan memahami, bahwa membangun image diri, dibutuhkan waktu bertahun tahun,bahkan boleh jadi belasan tahun tapi menghancurkannya, cukup hanya dalam hitungan menit. Pesan moral ini ,sesungguhnya sudah lebih dari cukup untuk mengingatkan dan menjadi alaram bagi orang banyak. 

Akan tetapi, akibat merasa diri sudah berada di posisi yang dikultuskan, maka orang orang yang tadinya dikenal sebagai sosok yang arif dan bijak lestari menjadi lupa diri. Orang tidak hanya bisa mabuk, akibat kebanyakan minum tuak atau alkohol, tapi orang bisa mabuk karena hal lain, walaupun sama sekali tidak menyentuh alkohol. Antara lain mabuk sanjungan, mabuk kekuasaan, mabuk kekayaan, mabuk popularitas diri dan banyak lagi hal hal yang dapat membuat orang pintar menjadi mabuk.

Apapun penyebabnya yang namanya orang mabuk,sudah tidak lagi dapat berpikiran waras. Pernah menyaksikan orang mabuk? Seorang wanita,ibu rumah tangga karena latah  ikutan minum wine karena tidak mau dikatakan: "kampungan", akhirnya mabuk. 

Digotong oleh teman temannya dn diantarkan pulang  kerumahnya. Tetangga sangat kaget karena selama ini. wanita ini dikenal sangat santun dan merupakan sosok yang dijadikan contoh teladan dikampungnya. Baik sebagai seorang istri, maupun sebagai seorang ibu dari anak anaknya dan sebagai anggota masyarakat. Tetapi sejak warga menyaksikan sendiri bagaimana sosok wanita yang selama bertahun tahun dihargai, bahkan didengar nasihatnya ternyata mabuk dan mengoceh tidak karuan. 

Kata kata yang keluar dari mulutnya sama sekali tidak menunjukan bahwa ia adalah wanita yang patut diteladani. Untuk membangun image, bahwa dirinya adalah sosok wanita teladan, pintar dan santun,wanita ini butuh waktu bertahun tahun untuk mensosialisasikannya.

Namun dengan sekali mabuk ,sehingga tidak mampu lagi mengangkat diri sendiri,maka sejak saat itu ,rasa hormat para tentangga ,pupus habis bagaikan tersapu tsunami. Walaupun kelak,setelah sadar ia minta maaf, mengundang orang sekampung untuk makan malam bersamanya, sudah tidak memilki kekuatan lagi untuk memuihkan apa yang sudah dinodainya sendiri. Martabatnya sebagai seorang wanita, sebagai  seorang istri dan bahkan seorang ibu sudah tergerus hanya dengan satu kesalahan saja. 

Menjaga Harkat dan Martabat Diri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun