Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menasihati Orang Lain Itu Mudah, Menasihati Diri Sendiri Justru Sulit

9 Oktober 2018   19:43 Diperbarui: 9 Oktober 2018   20:14 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini saya sampaikan karena merupakan pengalaman pribadi yang pernah saya lalui. Walaupun bukan pejabat dan bukan pula profesor, namun setidaknya selama hampir dua puluh tahun, saya dan istri berkeliling di lebih dari 100 kota di Indonesia untuk memimpin seminar tentang bagaimana kita sebagai orang awam melakukan self care atau merawat diri sendiri secara alami.

Sama sekali tidak menyentuh minuman suplemen, vitamin, apalagi obat-obatan. Karena latar belakang saya dan istri bukan di bidang kesehatan, melainkan berlatar belakang ilmu pendidikan yang dulu dikenal dengan nama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Di mana saja kami datang, selalu disambut dengan sangat antusias. Begitu kami melakukan dialog interaktif di berbagai siaran televisi, baik TVRI nasional maupun TVRI lokal, Yogya TV dan sebagainya, selalu sarat dengan berbagai pertanyaan. Kemudian diikuti dengan acara tatap muka, di mana seluruh kursi yang disediakan hampir tidak pernah ada yang kosong.

Hal yang Tidak Banyak Diketahui Orang

Ada hal yang mungkin tidak banyak yang tahu, yakni bagi kami, memberikan nasihat kepada orang banyak, baik melalui siaran di televisi maupun dalam acara tatap muka, sangat mudah dan menarik. Gampang menyarankan agar orang selalu menjaga pola makan yang sehat dan agar selalu berpikran positif.

Karena kesehatan seseorang, tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan mentalnya. Namun, tantangan paling berat bagi saya dan istri adalah menasihati diri sendiri.

Bayangkan, kami mengajarkan orang banyak bagaimana menjaga agar diri tetap sehat lahir bathin secara alami, namun kalau saja saya sempat semaput dihadapan orang banyak, karena kecapaian, apakah masih ada yang mau mendengarkan nasihat saya?

Kami bersyukur, walaupun merupakan tantangan yang cukup berat namun berhasil kami terapkan, yakni menasihati orang dan juga menasehati diri sendiri. Buktinya adalah ketika bulan lalu saya wajib melakukan tes kesehatan dan harus melalui total medical check up, mulai dari berat badan, tensi darah, jantung, ginjal dan seterusnya. Saya bersyukur dinyatakan lulus tanpa syarat.

Bayangkan di usia menapaki ke-76, semua organ tubuh saya normal bebas. Kesimpulannya adalah saya sehat lahir bathin, sehingga Surat Izin Mengemudi saya diterbitkan oleh Road Maritime Service. Berarti saya tetap boleh mengemudikan kendaran, kendati sudah berusia 75 plus.

Di bidang Kehidupan Lain

Hidup tentu tidak hanya sebatas diri kita sehat lahir bathin, karena hidup mencakup segala aspek kehidupan. Selain dari sehat, orang butuh hidup sejahtera. Butuh uang untuk dapat hidup layak. Dan ada begitu banyak impian demi impian yang harus diraih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun