Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Keliru Memaknai Masa Pensiun

8 Oktober 2018   09:20 Diperbarui: 8 Oktober 2018   09:26 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin sudah sering kita menyaksikan,orang yang dulu  hidup enak,punya rumah dan mobil pribadi,bahkan bisa pesiar sana sini,tapi diusia menua harus mengurung diri dirumah. 

Tapi sayang sekali pelajaran hidup yang begitu berharga, seringkali dianggap sebagai sebuah tontonan belaka. Tidak tergerak hati, untuk memetik pelajaran dari pengalaman orang lain. Lupa bahwa apa yang terjadi pada diri orang lain bukan tidak mungkin terjadi juga pada diri kita, bila melakukan kesalahan yang sama. Akibatnya adalah, hidup berdaya dimasa muda, tapi mati gaya ketika usia mulai menua.

Cukup banyak orang yang yang memaknai usia pensiun adalah masa untuk hidup berleha leha.Padahal makna pensiun adalah tidak lagi aktif dalam pekerjaan yang selama ini digeluti.tapi hidup terus harus berlanjut. Pensiun dari pekerjaan, bukan berarti pensiun dari semua pengeluaran. Kita tetap harus makan dan minum seperti biasa. Olah raga dan kegiatan sosial lainnya. Dan kita sudah sangaat paham,bahwa semuanya butuh uang.Mungkin bukan sejumlah yang besar, tapi ibarat tangki air yang besar,bila terjadi kebocoran kecil ,walaupun hanya menetes,lambat laun air dalam tangki akan  mengering. Karena itu penting mendisiplin diri dalam hal memanage keuangan dikala menginjak masa pensiun.

Menyesuaikan Gaya Hidup

Sewaktu masih aktif sebagai Pengusaha,setiap weekend,kami sekeluarga  melakukan  perjalanan keluar kota. Menginap di hotel dan bersantai ria bersama keluarga. Setiap bulan mengundang teman teman untuk makan malam dirumah kami dan setiap tahun berlibur bersama keluarga keluar negeri.Tetapi ketika sudah tidak lagi aktif di bisnis, maka gaya hidup kami ubah dan menyesuaikan dengan kondisi keuangan. Jalan jalan keluar kota hanya sekali dalam sebulan dan tidak lagi menginap di hotel. Travelling keluar negeri, tergantung dari masukan dari berbagai usaha, termasuk dari hasil passive income, yang sudah kami persiapkan sejak dini.

Masa Tua Harus Dirancang Ketika Kita Masih Muda

Masa masa muda,adalah peluang emas untuk  berkerja keras dan cermat,untuk dapat menabung.Bukan hanya semata mata untuk masa depan anak anak,melainkan tak kalah pentingnya untuk masa tua kita. Agar kelak ,ketika usia sudah mulai menua dan tenaga tidak lagi mampu untuk jerja keras, kita sudah memiliki passive income. Walaupun nilai nominalnya tidak besar,tapi  dapat menutupi kebutuhan hidup kita,suami istri. Masa masa menjadikan anak anak kita sebagai investasi,adalah kekeliruan cara berpikir orang tua tempo dulu yang perlu dihindari

Hindari Menyimpan Telur pada Satu Keranjang

Kalimat ini mungkin terkesan kuno, tapi sesungguhnya tetap up todate untuk dijadikan pedoman dalam mengarungi samudra kehidupan. Meletakan seluruh tabungan atau harta kita hanya pada satu tempat atau satu orang,sangat besar resikonya. Segala sesuatu yang tidak terpikirkan,bisa saja terjadi. Orang yang dipercayai, ternyata tiba tiba terkena musibah atau badan usaha dimana kita meletakan seluruh tabungan kita, bisa saja  entah karena apa,tiba tiba bangkrut

Kalau hal ini tejadi,mau kemana kita mengadu?Jangan tunggu hingga terlambat.karena terkadang kesempat an hanya singgah satu kali saja dalam hidup kita.

Tjiptadinata Effendi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun