Pikiran Memproduksi Kata dan Hati Berfungsi Sebagai Editor
Sebelum setiap kata dituangkan dalam bentuk tulisan dan dirangkai menjadi sebuah kalimatsesungguhnya sudah terlahir dari pikiran kita.Kemudian jari jemari kita mulai bergerak diatas tuts keyboardan dan menyusunnya menjadi sebuah artikel  Setelah menuangkannya dalam bentuk tulisan,maka seorang Penulis akan mematut tulisannya dengan menjadikan hati sebagai Editor.Apakah tulisan tersebut sudah memenuhi unsur kepatutan dan kesantunan dan sesuai dengan judul yang dikedepankan ?Bila ada kata ataupun kalimat ,yang terasa bergesekan dengan hati nurani ,maka akan  dilakukan editing seperlunya.
Ketika tulisan sudah siap untuk  ditayangkan dan berada dalam posisi :"draft" sekali lagi penulisnya  membaca ulang secara cepat ,Dan kalau semuanya sudah dipahami oleh  pikiran dan disetujui oleh hati ,maka penulisnya menekan tanda :"  publish" .Dan tulisan sudah dapat dibaca oleh dunia. Karena itu tidaklah berlebihan,bila dikatakan bahwa dengan membaca sebuah tulisan ,maka pembacanya dapat menilai jiwa dari Penulisnya.Tulisan yang berisi ujar kebencian ataupun menebar isu negatif,sangat jelas menggambarkan sikap mental dari Penulisnya.Begitu juga sebaliknya. Karena dari  sumber mata air yang sudah terkontaminasi ,mustahil diharapkan kita akan dapat menikmati air yang  jernih dan layak minum.
Membaca Kepribadian Lewat Sebuah Tulisan
Tulisan  mengimplementasikan kondisi batin penulisnya,yang dapat dibaca dan  dirasakan oleh setiap pembaca .Walaupun sudut pandang dan pengolahan  data yang masuk,mungkin tidak sama pada setiap orang, namun setidaknya  menampilkan gambaran sebagai berikut,yakni ada yang bernilai positif dan tentu ada juga yang tulisannya bermuatan hal hal negatif
Yang terlukiskan melalui berbagai  rubrik ,antara lain ,menampilkan suasana hati penulisnya ,melalui kanal wisata dan gaya hidup.Menyampaikan rasa hati lewat puisi ,serta keceriaan hati melalui tulisan yang bersifat humor positif .Yang secara garis besar merupakan cetusan isi hati Penulisnya Baik menggambarkan suasana hati penulisnya yang sedang ceria atau dirundung kesedihan. Selanjutnya dengan menampilkan cuplikan kisah kisah hidup sejati,Penulisnya berharap akan dapat menjadi inspirasi dan syukur syukur sekaligus memotivasi para pembacanya,untuk menggapai kehidupan yang lebih baik.
Walaupun sebuah tulisan dalam dikemas dan disusupkan  kesemua kanal dan dibungkus dengan berbagai  warna, namun orang dapat menilai dan membaca jiwa penulisnya ,dikanal  manapun tulisannya di sisipkan. Jari jemari kita hanyalah  instrument  dari jiwa  kita. Yang sesungguhnya menulis adalah jiwa kita. Karena itu,setiap tulisan yang di publish entah dimanapun,sadar ataupun tidak,seorang Penulis sudah menampakan isi hatinya dan sekaligus memberikan kesempatan kepada dunia,untuk menilai dirinya. Kalau ada pribahasa mengatakan :"You are what you think" mungkin boleh ditambahkan dengan:" You are what you wirite"
Tulisan  ini hanyalah merupakan sudut pandang pribadi,sebagai orang awam dan sama sekali  bukan hasil dari penelitian seorang ilmuan.
Semoga ada manfaat yang dapat dipetik
Tjiptadinata Effendi                             Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H