Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Ilmu Kehidupan Bisa pada Siapa Saja

2 September 2018   18:34 Diperbarui: 2 September 2018   18:56 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : netiyulianti

Untuk belajar ilmu pengetahuan, orang perlu belajar pada orang orang yang memang sudah dipersiapkan untuk itu, yang dalam bahasa kesehariannya disebut Guru.

Sejak dari murid Taman Kanak Kanak, hingga Sekolah Menengah Atas disebut Guru. Sedangkan bagi yang sudah duduk dibangku kuliah memanggil gurunya dengan sebutan Dosen.

Kosa kata dosen ini berasal dari bahasa Belanda yang sudah diadopsi menjadi bagian dari bahasa Indonesia. Atau dalam istilah lain sudah dinaturalisasikan menjadi kosa kata bahasa Indonesia. 

Walaupun terdapat perbedaan tingkatan, sebutan guru bagi yang mengajar di rumah sekolah dan sebutan dosen bagi yang mengajar di universitas, pada hakekatnya memiliki arti dan makna yang tidak berbeda.

Dalam falsafah Jawa, guru adalah orang yang patut digugu dan ditiru.

Digugu dalam keartian a,pa yang disampaikannya bisa dipercayai dan dijadikan pedoman. Sedangkan kata "ditiru" adalah patut dijadikan contoh teladan. Walaupun merupakan falsafah yang berasal dari Jawa, namun sudah diterima secara nasional.

Orang yang dipanggil dengan sebutan guru ataupun dosen belum tentu usianya lebih tua daripada muridnya. Bisa saja terjadi siswa atau mahasiswanya seumur atau bahkan lebih tua daripada dosennya.

Salah satu contoh adalah ketika putra kami menjadi dosen di Akademi Komputer di Sumatera Barat, usianya baru genap 21 tahun yang berarti kira-kira sebaya dengan mahasiswanya.

Namun tulisan ini tak hendak membahas secara mendalam mengenai arti dan makna dari kata "guru " dan "dosen", karena  tidak  dalam kapasitas menguraikannya  secara detail.

Jadikan Alam Terkembang Menjadi Guru

Di Sumatera barat sejak dulu terkenal falsafah yang berbunyi  baguru ka alam nan takambang, yang memiliki pengertian yang sama dengan sub judul di atas yakni jadikan alam terkembang menjadi guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun