Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendidik Anak Menjadi Orang Berilmu dan Sekaligus Berpendidikan Tidak Mudah

26 Agustus 2018   20:09 Diperbarui: 26 Agustus 2018   21:08 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: membawa anak cucu mengunjungi panti asuhan/dok.tjiptadinata effendi

Paling maksimal, di sekolah, anak-anak hanya mendapatkan pendidikan tentang bagaimana harus bersikap di dalam kelas, bagaimana bersikap sopan terhadap guru dan hal-hal yang berhubungan dengan tata tertib sekolah.

Pernahkah di sekolah diajarkan bagaimana seharusnya hidup berinteraksi dengan sesama manusia? Bagaimana caranya menerapkan hidup berbagi?

Mungkin saja ada niat dari para guru untuk melakukannya, tapi tugas utama dari guru adalah bagaimana siswa naik kelas dengan target lulus 100 persen.

rumah-nelayan-2-5b82b0edab12ae1f23372a43.jpg
rumah-nelayan-2-5b82b0edab12ae1f23372a43.jpg
rumah nelayan di Padang ,/dok,pribadi

Orang Tua Penting Menyisihkan Waktu Bagi Anak Anak

Bagi anak-anak, satu contoh teladan yang baik, jauh lebih efektif untuk mendidik mereka, ketimbang menghujani mereka dengan seratus khotbah berapi-api. Contoh dari orang tua akan melekat dalam memori mereka dan akan menjadi pedoman bagi anak-anak kelak ketika mereka harus terjun dalam masyarakat.

Salah satu cara yang paling efektif adalah membawa anak-anak untuk menengok secara langsung tentang bagaimana orang hidup dalam kemiskinan. Karena hal ini akan membekas dalam jiwa mereka dan kelak menjadi alaram yang mengingatkan, agar mereka peduli terhadap orang orang yang hidup dalam kekurangan. Memiliki rasa simpati dan empati bagi anak-anak yatim piatu.

Betapapun sibuknya para orang tua, minimal sekali dalam setahun, pasti ada waktu untuk membawa anak-anak berkunjung ke rumah yatim piatu, ke rumah jompo, dan ke gubuk-gubuk yang ada di mana-mana.

Untuk mencari rumah orang miskin, tidak perlu harus ke Afrika, karena ada di sekitar kita. Yang tidak punya rumah, bukan hanya orang Afrika ataupun orang Suriah, tapi sesama saudara kita, masih banyak yang tinggal beralaskan tanah liat dan beratapkan daun lontar.

Mohon maaf, kalau tulisan ini dirasakan sebagai menggurui, karena bila mana dipilih kata kata yang terlalu sopan dan lemah lembut, tujuan dari  tulisan ini tidak akan tersampaikan secara utuh. 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun