Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Salah Memilih Jalan Hidup Akan Menjadi Sesalan Seumur Hidup

24 Agustus 2018   21:19 Diperbarui: 24 Agustus 2018   22:50 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: familyblog.wordpress.

Satu satunya kelebihan dari orang tua ,dibandingkan dengan generasi muda adalah bahwa orang tua ,sudah pernah muda,tapi orang muda belum pernah mencoba menjadi tua. Dibelakang  atau didepan nama generasi muda ,pada umumnya  ada tambahan titel,misalnya dr.Ir.Drs. atau dibelakangnya  SH.MH.MM atau Msc dan seterusnya. 

Tentu saja hal ini patut dibanggakan atau setidaknya diberikan apresiasi.karena untuk memperolehnya,butuh kerja keras selama bertahun tahun.  Namun,walaupun menyandang titel berlapis lapis.bukan  berarti secara serta merta menguasai dan memahami ilmu kehidupan. Ilmu kehidupan bersifat multidemensional ,yang terkadang tidak sejalan dengan ilmu yang dipelajari dibangku kuliah. Karena itu butuh waktu bagi :"fresh graduate" untuk beradaptasi dengan :"ilmu Kehidupan"

Jangan Sampai Salah Memilih Jalan Hidup

Seperti kata pribahasa:"Tidak satu jalan menuju ke Roma",maka hal ini berlaku juga dalam penerapan ilmu kehidupan,yakni:" Tidak satu jalan menuju kesuksesan" . Setiap orang bebas menginterprestasikan arti dan makna :"sukses" bagi dirinya dan tidak ada seorangpun yang berhak melarang,karena merupakan hak privasi setiap insan.

Bila  seseorang mulai  terjun kedalam masyarakat,maka ia sudah seharusnya mulai memilih dan memilah,jalan mana yang akan ditempuhnya dalam perjalanan hidup selanjutnya. Karena itu falsafah:" Menjalani hidup bagaikan air mengalir " adalah suatu hal yang sesungguhnya salah kaprah.Karena sifat air adalah mengalir dari ketinggian dan menuju ketempat yang rendah. Sedangkan falsafah hidup yang seharusnya dijadikan pegangan adalah :"Sehari selembar benang,setahun selendang sudah" atau :" Sedikit demi sedikit,lama lama menjadi bukit" . Falsafah ini,akan menjadi motivator dalam diri kita,untuk terus berusaha dan berbuat sesuatu,agar terujud :" Sehari selembar benang,setahun selendang sudah" 

Berbeda total dengan orang yang menjadikan falsafah hidupnya:"Menjalani hidup bagaikan air mengalir " ,yang dapat dimaknai :"Hidup bersantai ria dan menerima apa adanya,tanpa mau berusaha untuk berubah.  Bilamana hal ini terus berkelanjutan,maka sudah dapat diduga akhir dari perjalanan hidupnya,yakni kalau didepannya ada selokan,maka air akan tergenang disana ,menjadi air comberan atau berbaur dengan lumpur.

Bila Sudah Terlanjur Salah Memilih jalan Hidup

Yang namanya manusia,pasti bisa saja salah dalam melangkah atau salah dalam memilih jalan hidup Nah,bilamana sadar bahwa sudah salah arah,maka jangan diteruskan lagi..Berhentilah dan  berbaliklah kejalan yang seharusnya ditempuh. Caranya adalah dengan mengubah sikap mental.Karena dengan mengubah sikap mental,maka cara berpikir  juga akan serta merta berubah. Tidak mudah memang,tapi ada jalan bilamana kita mau berubah. Saya pernah salah memilih jalan hidup dan membuat hidup kami menderita selama tujuh tahun. Kemudian saya banting stir dan mengubah jalan hidup secara total .Butuh kesadaran yang tinggi ,kemauan keras dan upaya sepenuh hati

Biasanya Orang Menyesal Setelah Semuanya Terlambat

Teman teman sebaya,baik teman sekolah,maupun tetangga semasa muda,yang tersisa bisa dihitung dengan jari tangan.yang dapat menikmati hidup layak hingga dihari tua, Sebagian besar sudah almarhum dan beberapa diantaranya, ketika bertemu,membuat saya menangis .Karena hampir hampir saya tidak mengenal wajahnya lagi .Padahal,pada masa muda ,hidup mereka jauh lebih baik daripada kehidupan kami. Ketika selama bertahun tahun kami masih berkutat hanya untuk mendapatkan sepiring nasi,mereka sudah punya motor dan toko. Hidup itu dapat diibaratkan dengan orang lari marathon. Perjalanan yang akan ditempuh jauh,karena itu,setiap perserta harus mampu mengatur nafasnya dan tahu kemana ia harus berlari,untuk mencapai garis finish.  

Memang orang bisa saja berkilah,bahwa kebahagiaan tidak tergantung pada materi,tapi sejujurnya silakan dijawab pertanyaan ini:"Bisakah orang berbahagia bila melihat anak istri hidup dalam kekurangan?" Karena itu,jangan terlena  oleh idealisme yang keliru,karena yang akan merasakannya adalah diri kita sendiri. Uang memang bukan segala galanya dalam hidup ini,tapi jangan lupa tidak ada yang gratis di dunia ini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun