Ibarat orang mendaki anak tangga yang curam,sewaktu akan naik beramai ramai,saking semangatnya dan termotivasi oleh  orang orang lain,yang juga ikut naik, sama sekali tidak merasa takut.Tapi ketika tiba waktunya ,satu persatu orang harus turun tangga,maka banyak yang gamang dan enggan turun.Mengapa?
Inilah salah satu sifat manusia,yang perlu disimak dan dijadikan pelajaran hidup yang berharga bagi kita semua. Jangankan turun dari jabatan menteri,malahan turun dari jabatan Ketua RI ,saja tak urung bisa membuat orang murung. Karena sebagai orang nomor satu dalam komunitas yang dipimpinnya,maka orang menjadi sumber perhatian.Â
Begitu masuk ruaangan,seluruh hadirin berdiri menghormati. Dan ketika sudah berdiri diatas mimbar, belum lagi mulai berbicara,cukup dengan berdehem sekali saya:" Hmm... " maka semua yang hadir menjadi hening. Kata demi kata disimak dengan baik dan tidak jarang dianggap sebagai petuah.Semua mata memandang kearah Ketua dan seluruh ruangan sunyi senyap.
Gamang Ketika Harus Turun Panggung
Mungkin saking kelamaan ataupu saking menikmati menjadi sosok yang dijadikan nara sumber,maka secara tanpa sadar,orang enggan untuk turun dari panggun.Karena tidak ingin kehilangan moment moment berharga selama berada diposisi teratas. Karena itu,orang perlu belajar sejak dari awal,yakni  memahami ,ketika berada diposisi puncak,maka hal tersebut adalah moment bersejarah ,yang segera akan berakhir. Kalau hal ini sudah dipahami dengan baik,maka ketika tiba waktunya ,harus turun dari panggung,kita tidak perlu lagi gamang. Karena kehidupan lain,sudah menunggu kita.
Perlu Mempersiapkan Diri
Untuk dapat membentuk kepribadian yang kuat,maka tidak mungkin bisa tiba secara serta merta.melainkan harus dilatih sejak dari awal. Kalau sudah melekat dihati ,maka kapan saja harus turun gunung ,sudah tidak lagi gamang ,menghadapi kondisi baru,yang mungkin belum pernah dialami.Hal yang tampaknya sangat sepele,tapi justru merupakan jalan terbaik untuk mempersiapkan masa  depan kita.
Sehingga setinggi apapun jabatan yang pernah kita singgahi,sama sekali tidak menjadi beban bagi kita ,bila saatnya tiba,untuk turun. Turun panggung tanpa beban dan tanpa rasa gamang,adalah merupakan jalan terhomat bagi kita ,ketika tiba  saat memasuki usia pensiun. Turun dari panggung,bukanlah sebuah kekalahan,tapi memang sudah begitu hukum kehidupan,bahwa setiap orang yang naik panggung,suatu waktu ,harus berani turun.
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H