Untuk menjadi seorang Pilot,tidak mudah. Disamping harus lulus pendidikan ,juga harus melewati beberapa test, termasuk test psikologi. Tetapi ternyata walaupun  sudah dinyatakan lulus tidak secara serta merta merupakan jaminan bahwa seorang Pilot memiliki karakter dan pengendalian diri yang tinggi.
Buktinya, pilot yang akan menerbangkan pesawat Dubai terbukti gagal melalui test alkohol yang diterapkan oleh maskapai penerbangan Dubai. Bahkan hal ini baru diketahui, tidak sampai satu jam lagi pesawat yang akan dikemudikannya akan take offer.
Sekiranya tidak terdeteksi tidak dapat dibayangkan akibatnya,kalau seorang mabuk,mengemudikan sebuah pesawat. Karena orang mabuk,jangankan mengemudikan pesawat menjaga keseimbangan diri saja,mungkin tidak mampu.
Akibat Pilot Mabuk Pesawat Ditunda 10 jam Dari jadwal
Akibat ketahuan Pilotnya mabuk,hampir sejam sebelum pesawat take off,maka  Penerbangan yang menuju Dubai dari Nepal,terlambat lebih dari 10 jam dari jadwal.Untuk mencari penggantinya dan memastikan bahwa segala sesuatu yang sudah  layak terbang. Walaupun terlambat lebih dari 10 jam dan kemungkinan menimbulkan kerugian materi,namun para penumpang tentu seharusnya bersyukur bahwa pesawat tidak dikemudikan oleh orang  mabuk.
Karena bila orang sudah mabuk.maka ia tidak lagi mungkin dapat mengendalikan dirinya,apalagi mengendalikan  pesawat terbang. Menurut keterangan resmi dari pejabat Bandara Internasional Tribhuvan, Pilot ini ketahuan mabuk setelah melakukan  breath test. Akhirnya setelah melalui masa penantian yang panjang, pesawat dari Maskapai Dubai ini mengudara dengan kru yang sudah diganti.
Apakah Pilot Di Indonesia Juga Harus Melalui Breath Test?
Karena kejadian ,bahwa ada Pilot  yang mabuk dan seharusnya sebagai seorang Pilot,ia harus sudah memahami,bahwa ditangannya dipercayakan nyawa dari 154 orang penumpang ,namun masih tetap nekad ingin menerbangkan pesawat. Tidak diberitakan,apakah pilotnya ditahan oleh Polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Yang jadi pertanyaan, "Apakah  breath test bagi Pilot sudah diberlakukan  juga di Indonesia?" Karena apa yang terjadi di Nepal pada kejadian ini,bukan tidak mungkin terulang lagi di negeri kita,
sumber: arab.time
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H