Salah satu hukum alam yang tidak tertulis tapi berlaku secara universal adalah "Hukum Tabur-Tuai". Setiap orang yang menabur, suatu waktu kelak akan menuai apa yang pernah ditaburkannya. Saya salah satu saksi hidup yang merasakan bahwa hukum alam ini sungguh-sungguh berlaku. Sejak kedatangan kami di Bandara Internasional Marcopolo di Venice, kami sudah dapat merasakannya melalui pertemuan dengan adik-adik kami bersama pasangan hidupnya masing-masing.
Hingga larut malam kami bercerita nostalgia sambil ketawa ceria, mengenang kisah-kisah hidup yang terjadi lebih dari 50 tahun lalu. Mengingat dan bercerita betapa sewaktu masih kecil seringkali berpura-pura sakit perut agar digendong. Dan setiap kali habis bercerita untuk satu episode, selalu ditutup dengan ketawa terbahak bahak.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena adik-adik kami sama sekali tidak pernah merasakan pengalaman tidak menyenangkan, apalagi perlakuan buruk dari kami berdua. Coba bayangkan, seandainya salah satu dari mereka pernah merasakan tindakan kami yang pernah melukai hati mereka, mana mungkin kami bisa bercanda dan ketawa lepas? Bahkan hingga larut malam kami bernyanyi lagu-lagu nostalgia bersama-sama. Dan ketika tiba saat berpisah, kami saling berpelukan.
Uang Kami Tidak Laku
Baik dalam acara makan bersama merayakan ulang tahun, makan siang, dan makan malam bersama, kami sama sekali tidak diizinkan untuk membuka dompet. Kata adik-adik kami, uang kami di sini tidak laku. Hal ini semakin melengkapi kegembiraan kami. Bukan karena makan gratis dan tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun, melainkan karena merasakan kasih sayang yang begitu besar dari adik-adik kami dan pasangan hidup mereka. Sunggah sangat kental terasa,bahwa hukum tabur dan tuai itu tidak terhenti oleh perjalanan waktu dan juga tidak pupus karena jarak yang memisahkan.
Barangsiapa yang menabur cinta kasih, maka kelak akan menuai cinta kasih. Dan kami sudah merasakannya, serta menjadi saksi hidup bahwa hukum tabur tuai, bukan hanya slogan atau falsafah hidup yang kosong, tapi benar-benar merupakan hukum alam yang berlaku secara universal.
Bagi kami berdua, hal ini merupakan berkah yang tidak ternilai. Karena hal  yang paling berharga di dalam hidup ini adalah ketika kita mencintai dan dicintai.
Padova,21 Juli,2018
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI