Orang tidak hanya bisa dipenjara secara phisik dibalik jeruji besi, tetapi juga bisa terpenjara secara mental. Uniknya, kalau umumnya orang dipenjara karena telah melakukan pelanggaran atas norma norma hukum yang berlaku  ataupun karena dianggap bersalah oleh hukum,sebaliknya dalam hal penjara mental.justru dibangun sendiri oleh  yang empunya diri.Â
Setiap kata: "tidak mungkin" adalah ibarat sebuah jeruji besi.Karena itu, semakin banyak seseorang berpikir :'tidak mungkin" maka pada akhirnya secara tanpa sadar ,ia membangun penjara bagi diri sendiri. Dan tak seorangpun mampu melepaskan dirinya dari "penjara" yang telah dibangunnya kecuali dirinya sendiri.
Sebagai contoh:
- Saya tidak mungkin bisa berbisnis,karena latar belakang saya tentang bisnis adalah nol besar
- Saya tidak mungkin dapat membangun sebuah rumah,gaji saya hanya cukup untuk makan
- Saya tidak mungkin bisa keluar negeri,hidup saya morat maritÂ
- Saya tidak mungkin bisa mengubah nasib,karena tidak punya modal
- Saya tidak mungkin bisa memiliki mobil,karena mobil hanya untuk orang kaya
- Dan seterusnya dan seterusnya
Cara Untuk Mematahkan Belenggu Diri
- Ubah sikap mental,dengan mengubah cara berpikir
- Yakni:" Kalau orang lain bisa,maka saya juga pasti bisa!"Â
- Bangun rasa percaya diri
- Buang semua pikiran negatif
- Berikan  target pada diri sendiri
- Fokus pada target atau goal yang ingin dicapai
- Jangan tergoda untuk gonta ganti target
- kerja keras
- jangan pernah menyerah
- dan tentu jangan lupa berdoa
Dulu Saya Pernah Jadi Bahan Olok Olokan
Ini bukan cerita dendam masa lalu,melainkan sekedar melakukan kilas balik,bagaimana reaksi kita menghadapi sindiran dan olok olokan terhadap diri kita. Seperti yang sudah pernah  saya tuliskan. ketika ikut salah satu seminar motivasi diri,maka ketika  setiap orang mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan cita citanya,maka ketika giliran saya tiba,maka dengan yakin diri saya mengatakan :" Dalam waktu 10 tahun mendatang,saya sudah membangun rumah sendiri".
Belum habis gema suara saya ,hampir semua yang hadir menertawakan diri saya. Karena pada waktu itu,merka tahu bahwa saya hanyalah seorang  penjual kelapa di pasar kumuh Tanah Kongsi di Padang. Sejak saat itu,saya jadi bahan olok olokan. :"Effendi mau bangun rumah nih yaaa ? hahahaha"
Bagaimana reaksi saya?
Sebagai orang muda,pasti saya marah ,karena merasa dilecehkan.Namun saya jadikan cambuk diri. Saya :"bersumpah" pada diri sendiri,bahwa saya akan membuktikan pada mereka,bahwa saya mampu mewujudkan cita cita yang sudah saya ucapkan.Â
Berkat kerja keras dan didukung oleh istri  ,Tuhan memberikan jalan .7 tahun kemudian,kami sudah pindah dari gubuk derita di pasar,ke  perumahan elit di Komplek Wisma Indah 1 di Ulak karang ,Padang. Semua orang yang dulu mencemoohkan terdiam.Â