Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Sampai Ketinggalan Kereta Kehidupan

15 Juli 2018   13:18 Diperbarui: 15 Juli 2018   13:25 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : tjiptadinata effendi

Robot yang terbuat dari rangkain besi dan bahan elektronik saja tidak bisa dipaksa kerja terus  menerus,karena ada waktunya secara berkala diservice dan dirawat. Karena kalau dipaksa ,maka dalam waktu cepat akan rusak dan tidak akan berfungsi lagi.

Apalagi kita manusia tentu butuh waktu untuk refreshing beberapa saat,sehabis berkerja keras. Tapi sayangnya.saking asyiknya menikmati saat saat bersantai ria,banyak orang yang kebablasan.sehingga justru yang terjadi adalah sebaliknya,yakni bersantai ria sepanjang hari dan hanya bekerja ,bila keadaan sudah benar benar mendesak.

Menghabiskan waktu dengan menekuni hobi main game.chatting sana chatting sini. Update status difacebook  belasan kali dalam sehari atau duduk berleha leha di kedai kopi,sambil membahas masalah politik,tak kalah hebatnya dari para politikus ulung. 

Bila sudah terjerumus hingga sejauh ini,maka orang sesungguhnya sudah hidup di alam lain,yakni dialam khayalan. Karena sudah meninggalkan kehidupan sesungguhnya,yang seharusnya ditekuni,yakni kerja keras dan menjalankan semua tugas yang menjadi kewajbannya.

Tidak Takut Kehilangan Kereta Kehidupan

Kembali ketopik, orang takut ketinggalan kereta api ,karena kalau ketinggalan,berarti rencana awal menjadi tertunda dan masih ditambah 

dengan pengeluaran dana untuk membeli tiket baru.Apalagi bila menggunakan transportasi udara. Karena itu,sejak subuh orang sudah mempersiapkan segala sesuatu dan meninggalkan hal hal yang tidak penting,demi agar jangan sampai ketinggalan kereta api atau pesawat terbang.

Sebaliknya,banyak orang lupa,bahwa bila kereta kehidupan ,yakni kesempatan untuk mengubah nasib sudah berlalu,maka belum tentu kesempatan kedua akan datang lagi.Banyak orang mengira bahwa kesempatan itu selalu menunggu dengan setia,padahal tidak seorangpun di dunia ini,yang mampu memastikan bahwa hari esok,kesempatan untuk menumpang di kereta kehidupan akan dapat diperoleh lagi.

Lupa Hukum Prioritas

Ada begitu banyak hal hal penting yang harus dilakukan dalam hidup ini. Karena itu menempatkan segala sesuatu sesuai dengan hukum prioritas adalah menjadi pondasi dari segala galanya. Karena itu secara pribadi,perlu menyusun ,mana yang patut dinomor satukan dan mana yang nomor dua dan selanjutnya. 

Sayangnya ,banyak orang yang justru menomor satukan apa yang disukainya,ketimbang apa yang seharusnya dilakukannya. Akibatnya terjadilah kesenjangan dalam menjalani kehidupan. Kalau dianalogikan dalam membangun rumah,maka ketika orang mulai memasang tiang tiang rumah,padahal pondasinya belum lagi kokoh,maka dalam waktu singkat,sebelum rumah selesai didirikan akan ambruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun