Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudah Sepuh, Mengapa Memaksa Diri Tetap Tampil?

26 Juni 2018   22:28 Diperbarui: 27 Juni 2018   00:52 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber berita dan gambar :http://www.dailymail.co.uk

Akhirnya Mempermalukan Diri Sendiri dan Orang Banyak

Sejarah sudah mengajarkan kepada kita banyak pelajaran berharga. Antara lain, bahwa segala sesuatu ada masa keemasannya, namun ketika tiba waktunya akan sirna dan tenggelam. Ada waktunya seseorang naik keatas panggung sebagai pembicara dan mendapatkan standing applaus dari para hadirin. Tapi bila tiba waktunya, seharusnya tahu diri untuk secara sadar turun dari panggung. Daripada memaksa tetap naik panggung dan kemudian tidak mampu mengontrol diri sehingga dipaksa turun.

Tanpa perlu menyebutkan nama nama, sudah menjadi rahasia umum bahwa ternyata cukup banyak orang yang tidak mau memetik hikmah dari pelajaran hidup yang dipaparkan oleh sejarah. Walaupun sudah tahu bahwa kemampuan diri sudah tidak lagi memiliki potensi untuk naik panggung tapi masih tetap memaksa diri.

Seorang Rohaniwan Ternyata Terjerat Oleh Virus Lupa Diri Ini

Seorang rohaniwan Perancis ,Jacques Lacroix, 89 tahun ini, telah menodai gereja ,akibat lepas kontrol diri,dengan cara menampar bayi yang akan dibaptis,karena bayi tersebut terus menangis.Seumur hidup,baru kali ini mendengarkan berita memalukan ini.Akibatnya video tentang tindakannya yang menyimpang ini,dalam sekejab menjadi viral di dunia .Apa yang dilakukannya di gereja Colegiate di Champeaux dalam sekejap sudah menjadi tontonan orang orang sedunia.

Dipecat Uskup

Uskup Meaux ,setelah menyelidiki kebenaran berita. Walaupun rohaniwan sepuh ini sudah minta maaf kepada kedua orang tua bayi tersebut dan sudah  dimaafkan,namun Uskup tetap memerintahkan,agar pria sepuh ini ,mengundurkan diri.Untuk jelasnya ,inilah kutipan dari sumber berita:"Jean-Yves, the Bishop of Meaux, said he had 'taken measures so that the priest  is suspended from all baptism and marriage celebrations'

Alangkah lebih terhormat,bilamana usia sudah tidak lagi muda ,kemampuan kontrol diri sudah mulai goyah ,dengan rendah hati mengundurkan diri dan turun dari panggung. Ketimbang  terjadinya gagap tindakan,sehingga harus dipaksa turun .Betapa menyakitkan rasanya,bertugas selama puluhan tahun ,dihormati dan dhargai orang banyak,namun pada saat saat menjelang akhir perjalanan hidup,harus mempermalukan diri sendiri .

Betapa bijaknya,bila sejak sedini mungkin,kita sudah mempersiapkan diri,bahwa suatu waktu,kita harus mau dengan rela,turun panggung dan menikmati hidup bersama keluarga. Pelajaran hidup yang amat berharga,namun banyak orang mengangggapnya tidak penting,termasuk orang orang yang selama ini dikenal sebagai tokoh cendekiawan. 

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun