Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Facebook Dapat Menjadi Berkah, tapi Bisa Berubah Jadi Kutukan

31 Mei 2018   09:08 Diperbarui: 31 Mei 2018   09:14 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 ilustrasi : trending.blogspot.com

Kecanggihan dalam berkomunikasi disatu sisi menjadi berkah dalam perjalanan hidup kita. Sebagai contoh,hubungan  kekeluargaan yang sudah terputus selama puluhan tahun,baik karena kehilangan nomor kontak,maupun karena terpisah oleh jarak dan waktu, ternyata dapat dipertemukan kembali lewat facebook. 

Keponakan  kami yang  sejak lahir belum pernah ketemu, akhirnya lewat pengenalan difacebook baru ketahuan,bahwa ia adalah anak dari sepupuh saya di Padang. Ada mantan siswa saya di SMP yang sudah terpisah  selama 50 tahun tersambung lagi berkat adanya facebook. Ternyata mantan siswi saya sudah tinggal di Canada bahkan sudah punya 2 orang cucu

Facebook juga sudah mempertemukan saya dengan mantan murid murid di SD dan malahan,kami sempat makan bersama di salah satu rumah makan di Jakarta. Melalui facebook kami sudah bertemu dengan sanak keluarga ,yang selama puluhan tahun putus kontak dan saya undang untuk bisa bertemu di gedung pertemuan HBT di Padang  baru baru ini Ada sekitar 200 orang hadir dan sebagian baru pertama kalinya bertemu sejak mereka dilahirkan. Sungguh dalam hal ini,facebook menjadi berkah dalam hidup kami

Tetapi Ternyata Facebook Menjadi Petaka Bagi Banyak Pasangan Suami Istri

Salah satu majalah :'Family " menuliskan :"33% of divorced couples cite Facebook as a reason for their split." ,33 persen dari perceraian ,penyebabnya adalah facebook.

Dan masih ada lagi Theguardian,menuliskan sebagai berikut:

"Survey by the American Academy of Matrimonial Lawyers (AAML) found that four out of five lawyers reported an increasing number of divorce cases citing evidence derived from social networking sites in the past five years, with Facebook being the market leader." Hasil survei di American Academy of Matrimonial Lawyers, menemukan bahwa 4  dari 5 Pengacara melaporkan,bahwa terjadi peningkatan perceraian,yang diakibatkan kasus penggunaan media sosial,secara tidak terkontrol dan didominasi oleh facebook.

Berita Mengejutkan Akibat Penggunaan Facebook Tidak Terkontrol

80 Persen Janda Baru di Bekasi Dipicu WhatsApp dan Medsos

Gara-gara Sosmed, 1.862 Suami-Istri di Bekasi Bercerai

Catatan  tersebut diatas hanya sekedar contoh.Karena kalau hal tersebut bisa terjadi di Bekasi,berarti juga terjadi di daerah lainnya.Hanya belum ada yang mengungkapkannya.

Terus Apakah Kita Harus Menghentikan Kegiatan di Facebook?

Pertanyaan ini mungkin seirama dengan pertanyaan ,apakah kita harus menghentikan menggunakan uang,karena  "money is the root of evil? .Tentu saja semuanya terpulang pada kepribadian masing masing. Jauhkan  alat komunikasi ,ketika kita lagi makan bersama keluarga,ketika lagi berbicara dengan pasangan hidup dan terlebih lagi,jangan bawa bawa alat komunikasi dikamar tidur,yang seharusnya merupakan ruang privasi bagi pasangan suami istri.

Yang paling penting dalam hidup berkeluarga adalah :"mencintai dan dicintai" ,antara suami istri. Puja puji dan sanjungan di facebook hanyalah sekedar intermezzo,jangan sampai mengorbankan keharmonisan rumah tangga ,hanya untuk mendapatkan sanjungan di dunia maya.

Be the Master of your self. Seperti halnya, jangan sampai diri kita diperbudak oleh uang dan jangan pula biarkan facebook menjadi tuan dalam kehidupan pribadi kita.! Semoga tulisan kecil ini ,dapat menjadi -pengingat bagi kita semuanya,agar mampu mengontrol diri,dalam berinteraksi didunia maya.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun