Bagi orang Australia,membayar denda 200 dolar karena melanggar batas kecepatan ataupun harus membayar $.80 karena terlambat memperbaruhi tiket parkir,tidak menjadi masalah besar. Karena 200 dolar adalah rata rata ,gaji mereka dalam sehari. Justru ada "demerit point" yang jauh lebih ditakuti.
Karena bila point yang dibekali sebanyak 12 angka pada setiap Pemegang Driver Lisence, sampai habis terpotong,karena berulang ulang melakukan pelanggaran rambu rambu lalu lintas,maka SIM nya dinyatakan batal.Bahkan selama kurun waktu tertentu,disamping tidak boleh mengemudikan kendaraan,juga diwajibkan untuk mulai ikut test dari awal.
Kalau sampai 6 bulan,dinyatakan dilarang mengemudikan kendaraan,maka bagi orang Australia,sungguh merupakan sebuah petaka . Karena kendaran disini,bukan untuk gengsian,tapi merupakan kebutuhan vital.
Memang ada bis umum,tapi bis hanya ada berhenti di stopan bis yang sudah ditentukan.Kemudian dari stasiun bis,harus ke stasiun kereta api dan menunggu jadwal. Singkatnya ,tidak bisa mengemudi kendaraan ,bagi orang Australia,sungguh membuat mereka stress.
Sumber referensi : the west australian dan www.news.com.au
Catatan tambahan:
Kalau memang ternyata telah terjadi kesalahan dalam menerbitkan surat tilang bagi ribuan pengemudi dan uang denda yang sudah terlanjur dibayarkan akan dikembalikan lagi,berarti saya akan menerima kembali uang saya sebesar $.600 dolar,karena saya sudah 3 kali kena tilang ,akibat over speeding" Lumayan,600 dolar = 6 juta rupiah
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI