Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Ada Lampu Aladin dalam Hidup Ini

8 April 2018   07:38 Diperbarui: 8 April 2018   08:33 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kathyknowles.com

Lampu Aladin hanya ada dalam kisah 1001 malam dimana dikisahkan begitu lampu digosok maka akan keluar jin yang menyembah dan mengatakan " Your highness,your wish is my command" Tuanku, keinginan Tuanku adalah perintah bagi saya. Dan begitu kita menyebutkan 'aku mau istana!" maka dalam seketika istanapun tercipta.

Dalam kehidupan nyata tidak ada lampu aladin. Orang harus mau kerja keras,selama bertahun tahun, bahkan puluhan tahun untuk dapat membangun impiannya menjadi kenyataan dan setiap orang boleh memiliki impiannya sendiri sendiri.

Setiap orang dengan bebas boleh memilih jalan hidupnya masing masing,karena sudah menjadi hak azasi bagi setiap insan. Kalau dianalogikan ketika kita berniat melangkah keluar dari rumah kita,tentu saja sudah harus membuat keputusan,kemana tujuan kita pada hari ini? Tanpa menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka ketika kita mulai berjalan keluar rumah,akan berjalan atau berkendara berputar putar. Tanpa mencapai apapun dan hanya menghabiskan waktu, energi dan biaya untuk hal yang sama sekali tidak ada gunanya.

Begitu juga dalam mengaplikasikan dalam menjalani hidup, dalam diri setiap orang sudah harus ada tujuan yang ingin dicapainya dalam perjalanan hidupnya yang disebut  sebagai cita cita atau impian hidup. Agar tidak membias, kita fokus pada apa yang ingin dicapai dalam hidup di dunia ini. Sementara mengenai hal hal yang bersifat spiritual, misalnya tentang surga dan pahala,biarlah kita masing masing berjalan sesuai ajaran agama yang diimani.

Mencapai Keuangan Mandiri

Bagi setiap  orang yang bercita cita ingin mencapai tahap keuangan mandiri dalam hidup, tentu perlu kerja keras dan cermat untuk meraihnya. Karena bilamana orang hanya bekerja keras dengan otot saja, maka hanya akan menjadikannya kuli seumur hidup. Karena itu perlu ada keseimbangan dalam bekerja keras, yakni dengan otot dan otak.

Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa kita bekerja keras siang dan malam untuk:

  • memenuhi kebutuhan hidup dalam rumah tangga
  • memliki rumah pribadi
  • menabung untuk masa depan anak anak
  • menabung untuk hari tua kita dan pasangan hidup
  • menyisihkan sebagian untuk berbagai kegiatan sosial

Kita sudah harus meninggalkan cara berpikir yang keliru selama ini, bahwa tugas orang tua semata mata adalah menabung untuk masa depan anak anak. Dan untuk mana dengan ikhlas menjual apapun yang ada, untuk memberikan yang terbaik bagi anak anak, karena dalam alam pikiran orang tua zaman dulu, anak anak adalah life investment  atau investasi hidup. Dengan pemahaman bahwa kelak ketika orang tua sudah tidak lagi mampu bekerja dan menghasilkan dana untuk kehidupan mereka,maka tibalah giliran anak anak,untuk membiayai hidup mereka.

Terbukti bahwa paradigma ini keliru. Karena belum tentu kelak semua anak anak mampu mengurus seluruh kepentingan orang tua karena mereka sendiri sudah memiliki tanggung jawab terhadap keluarga mereka masing masing, Hal ini menjadi penyebab utama,orang tua mengalami masa tua dengan rasa kecewa, karena merasa impiannya bahwa anak anak akan  menjadi investasi bagi mereka di hari tua,tidak terpenuhi.

Kembali Ketopik 

Disamping kerja keras dengan cermat ada satu hal yang mutlak diperlukan untuk mencapai impian hidup kita,yakni keuangan mandiri, yakni "FOKUS" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun