Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Terjadi Saling Melukai Antara Pasangan Hidup?

7 April 2018   17:46 Diperbarui: 7 April 2018   17:58 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepasang angsa ini,tidak pernah saling menyakiti/dokumentasi tjiptadinata effendi

Kalau kita mau berbicara sejujurnya,adakah dari antara kita,yang selama hidupnya tidak pernah melakukan kesalahan? Secara pribadi ,saya sering melakukan berbagai kesalahan ,yang mungkin saja pernah melukai hati orang lain. Nah,walaupun kita mau bersikap jujur ,namun bilamana kesalahan masa lalu kita diungkit ungkit oleh pasangan hidup kita,apa reaksi kita?

Mungkin salah satu dari antara yang disebut dibawah ini atau boleh jadi gabungan dari kesemuanya,yakni:

  1. marah
  2. sedih
  3. sakit hati

Kalau bagi kita terasa sangat menyakitkan ,maka hal ini tentu saja juga berlaku untuk pasangan hidup kita. Mengungkit ungkit kesalahan masa lalu,adalah ibarat mengorek luka lama .Yang berakibatkan lukanya berdarah dan sakitnya kambuh kembali ,Untuk melukai ,cukup hanya dalam waktu beberapa detik,namun untuk memulihkan kembali luka yang mengangga,butuh waktu panjang.

Suami Istri Saling Menyakiti

Diserang dan balik menyerang,bukan hanya ada dalam kehidupan bernegara atau kehidupan dalam dunia politik,tapi masih terjadi dalam kehidupan rumah tangga ,yang tampak dari luar merupakan keluarga baik baik. Karena merasa disudutkan oleh istri, maka saking amarah suamipun balas menyerang dengan kata kata yang lebih menyakitkan. Maka orang yang berstatus suami istri ,bahkan sudah menjadi ayah dan ibu dari anak anak hasil pernikahan mereka ,kini bagaikan saling menusuk .

Bahkan tidak jarang hal ini berlangsung diruang  duduk untuk umum. Karena itu,kalau lagi berada di apartement,kami jarang duduk duduk di ruang tunggu di lobbi. Karena sudah beberapa kali menjadi pendengar tak diundang dalam "perang antara suami istri" .Yang membuat kita risih dan tidak nyaman.

Misalnya :" Coba kalau dulu papa mau dengar saran saya,hidup kita tidak akan seperti ini" ,kata seorang wanita muda terhadap laki laki yang dipanggilnya dengan sebutan :"papa".Sementara dipangkuannya ,tampak tertidur seorang anak yang tampak berusia sekitar 2 atau 3 tahun. Laki laki yang dipanggil :"papa" ,tampak dengan sedih memandang istrinya dan berucap:" Ma,yang sudah berlalu,tolong  jangan diungkit lagi. Kan papa sudah minta maaf,"

Tapi mendengar suara suami yang memelas,bukannya menyadarkan dirinya,malah terdengar suaranya semakin kencang :" Lha,mama kan cuma mengingatkan ,apa nggak boleh?!" suara wanita ini lantang dan wajah yang tidak enak ditengok..Berang dibentak istri,maka suaminya yang awalnya mengecilkan volume suaranya,tiba tiba naik pitam dan berkata:" Terus mau nya apa ha?!"

Tidak Ingin Mendengarkan

Karena tidak ingin mendengarkan  pertengkaran antara suami istri ini,maka walaupun sesungguhnya tempat itu merupakan ruang tunggu untuk umum,kami memilih berdiri diluar ,menunggu Grab datang menjemput.

Hal hal seperti inilah yang sering menjadi penyebab,rusaknya keharmonisan dalam rumah tangga dan bila dibiarkan terjadi berulang ulang kali,bukan tidak mungkin menjadi pemicu putusnya hubungan suami istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun