Saya Pernah Digendong Orang Australia
Bulan lalu,ketika usai perburuan Abalone,ombak besar dan tidak mungkin untuk menerobos laut,Maka satu satunya jalan untuk kembali keatas adlah merangkak  diperbukitan batu karang yang sangat tajam. Tapi ketika tiba diujung ,saya menengok kebawah  dan jadi keder untuk melompat,Karena kalau lompatan saya tidak tepat sasaran,tidak dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.
Tetapi saya tidak perlu bengong lama lama,karena didepan saya sudah ada 2 orang Australia,yang masih muda dan berbadan tegap.Mereka saling memegang tangan dan minta saya melompat keatas tangan mereka. Saya jelaskan,bahwa berat tubuh saya 70 kg.Tapi keduanya dengan sangat yakin mengatakan :" jangan kuatir,kami kuat,Ay0 lompat" Maka saya tanpa ragu lagi,langsung melompat dan disambut.oleh keduanya.Diturunkan sangat hati hati. Orang yang menengok,semua bertepuk tangan. Saya selamat,tapi saya malu,karena biasanya saya mengendong orang,tapi kali ini saya yang digendong.
Tentu saja,tidak lupa saya ucapkan terima kasih  dan kami berpisah. Keduanya masih tinggal disana,untuk membantu orang lain. Mereka tidak digaji dan tidak mendapatkan penghargaan apapun,namun mereka bangga,sudah berbuat sesuatu untuk orang lain,termasuk menolong saya.
Dijadikan Renungan Diri
Hingga saat ini,saya masih merenungkan,arti dan makna sebuah kebanggaan,ternyata berbeda dalam mengaplikasikannya.Tulisan ini,tentutidak bermaksud memberikan sanjugan kepada bangsa lain,hanya sebuah masukan,yang mungkin dapat dipetik hikmahnya.Â
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H