Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stephen Hawking, "Professor University of Life"

15 Maret 2018   18:32 Diperbarui: 15 Maret 2018   19:36 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia kembali berduka. Salah seorang putra terbaiknya. Steven Hawking ,yang lahir pada tanggal 8 Januari,1942  ,sudah meninggalkan dunia ini,pada tanggal 14 Maret. 2018 di Cambridge,United Kingdom .Sudah terlalu banyak yang membahas tentang kepiawaian Steven Hawking di bidang sains. Dan hasil karyanya yang gemilang ,sebagai seorang Fisikawan terkenal di dunia. 

Akan tetapi sesungguhnya, diluar kegeniusannya,dalam menelorkan berbagai teori ,serta ramalan ramalan yang menuai kontroversial,sesungguhnya Steven Hawking,bukan hanya layak mendapatkan gelar Professor di bidang sains,tetapi juga sebagai Professor of University of Life.

Bila kita menyimak ,penderitaan yang dialaminya ,sebagai penderita Amythropic Lateral Schlerosis (ALS), sejak tahun 1963 atau  tepat pada usia yang masih relatif sangat muda,yakni, 21 tahun.Yang bagi orang lain,mungkin sudah merupakan kiamat pribadi.. Saat didiagnosis ALS, Hawking divonis hanya mampu bertahan 2 tahun. 

Steven Hawking Ingin Membuat Sisa Hidupnya Berarti

Dalam buku autobiografi singkat "Stephen Hawking: My Brief History", ia mengungkapkan bahwa ia tak langsung bisa menerima penyakitnya. Awalnya, ia merasa merasa bosan dengan hidupnya, merasa tak ada hal berguna yang bisa dia lakukan. Sebuah pengalaman di rumah sakit lantas mengubahnya. "Saya melihat seorang anak laki-laki di ranjang sebelah mati karena leukemia. Itu bukan pengalaman yang baik. Jelas ada orang yang kondisinya lebih buruk dari saya. Kapan pun saya merasa tidak berharga, saya selalu mengingat anak laki-laki itu." 

"Segera setelah saya keluar dari rumah sakit, saya merasa seperti akan dieksekusi. Saya lalu menyadari bahwa banyak hal berharga yang bisa dilakukan jika saya tangguh. Saya juga bermimpi mengorbankan hidup untuk orang lain. Jika saja saya mati setelahnya, setidaknya saya melakukan hal baik," tulisnya. Hawking lantas mengabdikan hidupnya di bidang fisika teoretis

Yang sungguh mengagumkan  adalah menyimak apa yang dikatakannya:

" Saya percaya orang dengan keterbatasan seharusnya berkonsentrasi melakukan yang tetap bisa dikerjakan dengan kursi roda dan tidak menyesali hal lain yang tidak bisa dilakukan," katanya. Dalam bahasa religius, hidup Hawking mengajarkan untuk bersyukur dan pantang menyerah.Bagi yang pernah merasakan sakit parah ,bahkan hasil diagnosa para medis,sudah tidak ada harapan lagi,mungkin dapat merasakan betapa galaunya menjalani hidup,yang sewaktu waktu  bisa terhenti. 

Namun,ternyata Steven Hawking,mampu tegar menghadapi kepahitan hidup ,sehingga bisa bertahan hingga usia 76 tahun.Bahkan selama itu ,ia memahami,bahwa berkeluh kesah dan menyesali kondisi nya ,yang terkena penyakit mematikan,tidak akan mengubah apapun. Karena itu,ia bertekad. untuk mengisi sisa hidupnya dengan hal hal yang bermanfaat bagi dunia. Dan Steven Hawking  ,sudah membuktikannya. Ia meninggalkan dunia,setelah menjadikan  hidupnya penuh arti. Terlepas dari hal hal yang mengundang kontroversial ,baik dari kajian kajiannya yang dituangkan dalam bentuk buku,maupun berupa ramalannya,yang belum tentu diterima oleh dunia secara utuh.

Steven Hawking patut dijadikan guru kehidupan bagi kita semua dan bagi dunia ,yakni :" Jangan pernah menyerah!"

Catatan pribadi: Walaupun diri saya bukan siapa siapa,tapi  saya pernah mengalami hal yang senada,yakni dalam usia 19  tahun,jatuh dari pohon dan mengalami perdarahan,serta geger otak. Tergeletak ditempat tidur berbulan bulan dan tim dokter mengisyaratkan,sudah tidak ada lagi harapan.Saya bersyukur,Tuhan mengizinkan saya sembuh dan masih sehat ,serta segar bugar hingga saat ini. Karena itu,saya ingin mengisi hidup dengan hal yang kiranya bermanfaat bagi orang banyak,setidaknya dengan berbagi pengalaman hidup lewat tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun