Ibarat Menanam Diusia Muda dan Memetik Buahnya Diusia Menua
Menjalin hubungan baik dengan tetangga dan  orang orang dimanapun kita berada, adalah ibarat menanam pohon.Kelak akan dirasakan nikmatnya disaat saat kita memetik buah buahnya.Â
Kami baru beberapa hari tiba di tanah air. Rencana mau memberisihkan unit apartemen yang kami tinggalkan terkunci selama setahun,Tapi ternyata hingga hari ini,belum kesampaian. Karena diundang makan sana sini  oleh  sahabat sahabat kami,yang sudah lama tidak ketemu. Bukan hanya dalam hitungan tahun, malah ada yang sudah belasan ,bahkan puluhan tahun. Mana mungkin kami tega untuk tidak memenuhi undangn tersebut. Bukan maslah makan gratisnya,tapi sebuah undangan, bagi saya priabadi adalah sebuah apresiati yang mendalam.Â
Orang tidak akan mengundang diri kita,bilamana tidak terjalin hubungan batin yang baik selama ini, Jangankan mengundang,malah mungkin untuk ketemu saja enggan,bilamana sikao kita selama bereman,telah  melukai perasaan orang lain.
Kebahagiaan Besar, Ketika Kedatangan Kita Ditunggu
Adalah sebuah kebahagiaan besar,bilamana kita yang bukan siapa siapa,pejabat bukan,orang penting juga  tidak,tapi ditunggu kedatangan kita oleh orang lain .Malam tadi kami, diundang makan malam oleh Pak Horianto Kohar dan istri di Restoran Pagi Sore di bilangan  Cempaka Putih. Hampir dua jam,kami salaing bernostalgia. Rumah syang asri, kini udah dilengkapi dengan 3 orang cucu,yang mungil dan lucu. Kami dulu sama sama tinggal di Padang ,Bahkan rumah berseberangan jalan dengan rumah orang tua istri saya di Jalan Prof.M,Yamin.Â
Hubungan kami ,murni bersih dari urusan bisnis atau kepentingan apapun,selain dari rasa persahabatan yang tidak tergerus oleh perjalanan waktu yang panjang. Kami diterima dengan kehangatan,yang sama seperti puluhan tahun lalu. Hidup tanpa musuh ,tanpa kebencian dan dikelilingi oleh teman teman,sungguh merupakan sebuah kebahagiaan  yang tidka ternilai.
Bayangkan Seandainya Kita Pulang Kampung dan Tak  Seorangpun Ingin Ketemu
Tak terbayangkan,seandainya pulang kampung,namun tak seorangpun yang berminat bertemu dengan kita,apalagi mengundang makan,Pasti akan ada rasa sedih yang mendalam. Karena bila kita tidak pernah menanam,maka jangan harap akan memetik buahnya.
Siang ini kami akan di jemput oleh Sisca, teman sesama di Kompasiana untuk makan siang, Ini bukanlah untuk kesekian kalinya, Dan malamnya sudah menunggu undangan lainnya.Padahal kami bukan siapa siapa. Hanya kakek dan nenek ,seperti  orang tua lainnya.namun mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari teman teman, yang berasal dari berbagai suku . Kami berbeda, suku, budaya dan agama, tapi kami bersahabat. Alangkah indahnya hidup dikelilingi oleh orang orang yang menyayangi kita.
Tidak Cukup Waktu Untuk Mengujungi Satu Persatu