Dalam berbisnis,semua hal diperhitungkan secara mendetail. Bila ada pengeluaran seribu rupiah,maka yang kembali harus lebih daripada itu. Kalau mengeluarkan uang untuk mempromosikan barang dagangan kita,maka semuanya dikalkulasikan,sehingga ketika menjual produk ,harga modal asal ,ditambahkan dengan seluruh biaya produksi dan promosi. Pokoknya ,setiap uang keluar ,harus ada uang yang  masuk dengan nilai tambah.
Termasuk.bila kita membagi bagikan hasil produk kita secara gratis,maka hal tersebut ,sesungguhnya bukanlah sebuah pemberian,melainkan bagian dari promosi bisnis, Karena semua  pengeluaran  untuk dibagi bagikan secara gratis,akan dimasukan kedalam pengeluaran. Dikalkulasikan,sehingga ketika mulai menjual produk kita,maka seluruh hadiah yang dibagi bagikan secara cuma cuma,sudah ditambahkan pada harga modal asal dari komoditas tersebut. Jadi ada "Give and take " dalam bagi bagi hadiah ini. Yakni memberi sedikit dan dapat lebih banyak.
Memberi Adalah Memberi
Menolong orang dengan berharap akan menerima ucapan terima kasih. Dengan ikhlas kita berdiri,memberikan tempat duduk kepada orang yang sudah tua atau wanita hamil..Atau membawakan oleh oleh kecil dari luar negeri untuk kerabat dan teman teman kita dan berpikir, pasti mereka  akan berterima kasih. Atau memberikan kelebihan uang kembalian kepada Sopir taksi,karena kita uang recehan beberapa ribu rupiah tidak ada artinya.Tapi bagi orang lain,seperti Sopir taksi,mungkin besar artinya.Namun ternyata, apa yang telah kita lakukan dan berikan,kepada mereka,hanya diterima begitu saja, tanpa ekspresi dan ucapan terima kasih.Â
Ada perasaan kecewa,karena ternyata sopir taksi,maupun security atau orang yang kita tolong, sama sekali tidak tahu berterima kasih. Dalam rasa kecewa itu ,pikiran kita bisa saja terdistorsi dengan : "Percuma saja berbuat baik, karena ternyata ketemu orang yang tidak tahu berterima kasih". Sudah tertanam dalam hati kita,kelak kita tidak lagi akan memberikan tips, tidak lagi akan memberikan kelebihan uang kepada sopir taksi.Dan merasa tidak perlu lagi bersusah payah membeli oleh oleh ,untuk dibagi bagikan kepada kerabat dan teman teman
Hindari Diri Menjadi Apatis
Bilamana hal ini dibiarkan berlarut larut,maka secara tanpa sadar, terbentuklah sebuah rasa menyesal,yang menumpuk numpuk ,sehingga mengkristal dalam diri kita. Merasa,bahwa selama  ini telah sia sia menolong orang dan telah keliru memberikan tips. Yang bila dibiarkan berlarut larut, akan mengkristal dalam diri dan menjadikan kita manusia yang apatis atau kehilangan rasa sympathy dan empathy pada orang lain yang sedang kekurangan ataupun kesusahan.Sehingga terjerumus menjadi sosok yang apatis. Padahal masalahnya sangat sepele, yakni karena merasa bahwa orang yang ditolong, tidak  tahu berterima kasih.
Semakin banyak kita berharap,semakin besar kemungkinan rasa kekecewaan akan menimpa kita setiap hari. Berharap disini,dimaksudkan adalah melakukan sesuatu dengan mengharapkan balasan.Untuk menghindari rasa kekecewaan merusakkan kedamaian jiwa dan mengotori hati nurani kita, maka jalan terbaik ,bukannya berhenti berbuat baik,tetapi menolong orang dengan ikhlas,tanpa mengharapkan apapun, termasuk ucapan terima kasih.
Karena orang lupa berterima kasih,belum tentu dikarenakan pribadinya adalah orang yang tidak tahu berterima kasih.Boleh jadi,bagi dirinya adalah sebuah kejutan,ada orang yang mau menolong ,sehingga terpana dan lupa mengucapkan terima kasih. .Dengan mempersiapakan sikap mental,maka kita dapat memberi tanpa beban apapun..Dan mengedepankan prinsip hidup,yakni :"memberi adalah memberi."
Kalimat :"Giving is receiving " Memberi adalah menerima,bukanlah hal yang patut dijadikan falsafah hidup.Karena sarat makna,memberi ,karena mengharapkan menerima balasannya. Namun,tentu ini adalah pengertian pribadi dan setiap orang,berhak memiliki pengertian yang berbeda.
Tjiptadinata Effendi