Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lulusan Universitas Luar Negeri? Sebaiknya Magang Dulu

10 Februari 2018   09:24 Diperbarui: 10 Februari 2018   09:32 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: https://depositphotos.com


Mahir Teori Belum Tentu Tahu Cara Mempraktikkannya

Banyak bergaul,banyak masukan yang diperoleh dan dapat dijadikan catatan ,sebagai pelajaran ilmu hidup. Bahwa lulusan ekonomi dengan predicate cumlaude dari Universitas Beken diluar negeri, ternyata menghadapi jalan buntu ketika mempraktikannya. Bangga bisa menyekolahkan anak anak diluar negeri hingga lulus sarjana,tentu saja tidak ada salahnya. 

Karena hasil kerja keras ,selama berpuluh tahun,ternyata dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak anak kita. Namun bukan berarti,ilmu pengetahuan yang diperoleh diluar negeri,secara serta merta dapat dimanfatkan di tanah air kita. Karena kondisi dan situasi yang berbeda,serta pernak pernik dalam mempraktikan ilmunya,tidak selalu seirama dan  senada. Contoh sederhana. 

Disekolah diajarkan,bahwa bilamana modal kita Rp.10.000-,kalau mau untung Rp.20.000 ,maka harus dijual seharga minimal Rp.12.000,-- Kalau kurang dari harga itu,hasilnya akan merugi, Namun  dalam bisnis ,hal tersebut tidak berlaku. Bisa saja,dibeli dengan harga  Rp.10,000.-- dan dijual dengan harga yang sama,tapi tetap bisa mendapatkan keuntungan. Pernak pernik berbisnis seperti inilah yang tidak pernah akan didapat dibangku sekolah manapun di dunia .Satu satunya cara untuk dapat memahaminya,adalah dengan menjalaninya.

Namun,karena belum memahami,maka alangkah bijaknya,bila anak anak kita,yang lulus sarjana ,baik lulusan dalam negeri,maupun luar negeri,disuruh magang terlebih dulu,sebelum terjun ,memiliki bisinis sendiri. Halangan terbesar,adalah karena orang tua merasa gengsi.Masa iya orang kaya raya ,anaknys disuruh makan gaji?  Akibat gengsi,sudah banyak korban berjatuhan. Saking  berbesar hati ,anak lulus dengan predicate cumlaude di luar negeri,terus sepulangnya ditaah air,langsung membuka usaha besar besaran,Ternyata dalam waktu singkat,semua modal ludas,karena kesalahan management .Lupa.bahwa apa yang diluar negeri baik,bisa jadi di negeri kita,tidak seperti itu pelaksanaannya.

Magang Adalah Proses Penyesuaian

Kerja magang adalah kesempatan bagi anak anak kita,untuk mengalami proses penyesuaian diri,antara teori yang diperoleh dibangku kuliah,dengann pratik di lapangan. Disini,anak anak kita baru menyadarai,bahwa ternyata apa yang dipelajari selama ini,tidak secara serta merta dapat diterapkan dalam berbisnis. Ada pernak pernik yang  harus dikuasai dan dijadikan pedoman dalam berbisnis.

Ketiga anak kami,beruntung mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi diluar negeri, Putra pertama ,lulus MSC dibidang computer dengan predicate Magna Cumlaude dalam usia 21 tahun. Pulang ke Indonesia magang dulu setahun dan menjadi dosen termuda pada waktu itu.Kemudian baru membuka usaha sendiri.

Sahabat Saya  Mengalami Serangan Jantung

Sahabat saya ,mencairkan seluruh depsito ,untuk membuka usaha bagi putranya yang baru lulus dari luar negeri, Saya sudah mengingatkan ,agar puteranya magang dulu.Namun sebagai sahabat,hanya itu yang dapat saya lakukan dan tidak berhak melarang orang.walaupun ia sahabat baik saya, Membuka usaha dengan peresmian besar besaran dan berkantor yang megah.Namun hanya berlangsung tidak sampai dua tahun, usahanya mengalamai kebangkrutan, Tidak kuat menghadapi kenyataan pahit,sahabat saya mendapat serangan jantung dan dirawat selama sebulan di ruma sakit.Ibarat nasi sudah hangus,ya mau diapakan lagi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun