Untuk menjalin hubungan pertemanan, jangan sampai kita mengurung diri dalam ruang lingkup yang terbatas. Misalnya hanya mau akrab dengan kerabat atau orang orang sesuku, jang menjaga jarak dengan orang yang beda warna kulit. Karena bila hal ini diterapkan, maka kita akan hidup bagaikan katak dibawah tempurung. Dunia serasa hanya selebar daun keladi.Â
Kembali Ketopik
Agar jangan sampai berkotbah terlalu jauh, maka saya cepat sadar diri dan kembali ketopik tulisan ini. Pertama sejauh mana hubungan pertemanan dapat disebut memasuki tingkat akrab? Sebagaimana halnya dalam hubungan diplomatik ada tahapan atau tingkatannya,maka begitu juga dengan hubungan kita dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari harian.
Kalau yang namanya kenalan,sudah tidak terhitung jumlahnya.Mungkin sudah ratusan ribu orang kenalan selama perjalanan hidup kita. Apalagi bagi saya pribadi yang sudah menjalani hidup selama tiga perempat abad orang yang pernah bertemu di kereta api, di bis atau dipesawat, maupun diberbagai tempat. Sempat ngobrol singkat dan saling memperkenalkan nama,sesudah itu, mungkin hanya sesekali ketemu, sambil melambaikan tangan.
Kalau pertemuan sudah semakin intensif,maka dari hanya sekedar kenalan, kalau sama sama merasakan ada kecocokan auranya, maka bisa jadi ditingkatkan statusnya menjadi :"teman". Mulai asyik ngobrol hal hal yang bersifat umum tentang berapa banyak anak dan cucu, hobinya apa, dimana tinggal dan seterusnya. Namun dalam tingkat hubungan pertemanan ini, orang akan saling berbicara hati hati, tidak akan buru buru menceritakan tentang masalah yang dihadapinya apalagi menyangkut hubungan keluarga dan pribadi.
Teman Akrab
Semakin banyak saling bercerita,maka terasa pembicaraan menyambung,yang satu tidak angkuh dan yang lainnya rendah hati,Maka tingkatan pertemanan mulai berlanjut menjadi teman akrab. Saling menyapa di facebook,WA dan mungkin juga saling memberikan komentar ,baik diartikel,maupun pada foto foto yang diupload.
Sesekali ,sesama teman akrab akan saling mengundang, baik sekedar mereguk secangkir kopi,maupun untuk menikmati makan siang bersama.Bila sampai ketahap ini,hubungan masih terus berlanjut, tanpa terjadi gesekan gesekan, maka hubungan teman akrab mulai memasuki babak baru, yakni persahabatan
Saling Berkunjung
Sebagai seorang sahabat, maka sesekali saling berkunjung,memperkenalkan pasangan hidup masing masing dan tidak lupa mengundang untuk makan bersama bilamana ada yang berulang tahun atau merayakan  keberhasilannya. Antara sesama sahabat,sudah tidak sungkan lagi ,saling mengingat kan dan saling bercanda. Juga dalam hal tolong menolong, sudah menjadi hal yang sangat lumrah, bilamana ada pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan sendiri, maka seorang sahabat tidak akan merasa risih,minta tolong sahabatnya.
Setidaknya hal inilah yang saya rasakan selama tinggal di Australia. Bahkan kami camping selama berhari hari bersama keluarga,Saling melindungi dan saling mengunjungi,Tidak hanya ketika saya atau istri berulang tahun,tapi ketika saya terbaring di Rumah Sakit ,selama hampir satu bulan lamanya.