Sebuah keberuntungan Berksempatan Menyaksikan Peristiwa Langkah
Sejak Jam 7.00 malam tadi, kami sudah berada di lapangan terbuka disamping kediaman kami. Ada puluhan tetangga yang duduk dengan membawa kursi lipat masing masing.
Memanfaatkan kesempatan, sambil menunggu Gerhana Bulan total pada jam 7.48, kami saling memperkenalkan diri,karena selama ini masing masing sibuk, sehingga hanya sempat melambaikan tangan dan mengucapkan selamat pagi.
Maksud hari sesungguhnya,mau memotret mereka yang lagi duduk di udara terbuka,tapi rasanya risih juga,karena tidak seorangpun melakukannya. Pada jam 7,49 gerhana bulan tampak dengan sangat jelas.
Sepintas seakan ada kembarannya,mungkin karena pantulan sinarnya. Maka pembicaraan kami terhenti dan masing sibuk menjepret sana sini. Ada yang hanya memanfaatkan Ponsel dan camera saku,seperti juga saya sendiri,tapi ada dua atau tiga orang yang membawa camera dengan kelengkapannya.
Walaupun hasil foto jauh dari memuaskan,namun setidaknya,kami beruntung dapat menyaksikan secara langsung dengan mata telanjang sebuah peristiwa yang hanya terjadi sekali dalam 150 tahun.
Sejujurnya,saya tidak mengerti dengan ilmu yang menyangkut tentang gerhana bulan ini,namun sebuah peristiwa langkah semacam ini,tentu sayang sekali kalau dibiarkan berlalu begitu saja.
Saya tidak tahu,apakah di Indonesia,dapat disaksikan dengan jelas, karena menurut berita dari berbagai media, salah satunya Wa-today, Australia barat adalah lokasi terbaik di dunia,dimana Blue Moon dapat dipantau dengan sangat jelas, sejak mulai muncul, hingga menjelang tengah malam.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H