Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Kerja Keras Melampaui Batas Demi Ketahanan Tubuh

29 Januari 2018   07:12 Diperbarui: 30 Januari 2018   14:48 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja keras perlu, karena jalan untuk mengubah nasib tidak cukup hanya dengan berharap dan berdoa,tapi harus ada tindakan nyata, yakni  kerja keras dan pantang menyerah.Akan tetapi, seperti juga mesin perlu diservice ,setelah digunakan untuk operasional  ,agar tidak rusak,maka diri kita juga perlu waktu untuk diservice,yakni dengan menjadwalkan waktu untuk beristirahat secukupnya.

Agar Jangan Terjerumus Kejalan Bunuh Diri Perlahan Lahan

Karena sehebat apapun kondisi phisik kita,sebagai manusia ,pasti memiliki ambang batas ketahanan. Dan kalau hal ini diabaikan,maka akibatnya,beragam  bentuk gangguan kesehatan  mulai dirasakan.Kalau yang dirasakan secara phisik,seperti : sakit kepala, pusing, demam dan sebagainya, lebih mudah terdeteksi. Sehingga mudah juga mengatasinya, yakni dengan minum obat atau ke dokter.

Akan tetapi ,akibat  dari keletihan yang melampaui ambang batas kemampuan diri,bukan hanya berpotensi menjadi penyebab berbagai gangguan kesehatan secara phisik, melainkan juga dapat menjerumuskan kita ,mengalami gangguan secara psikologis,yang jauh lebih berbahaya ketimbang sakit kepala dan pusing, yakni terjadinya halusinasi

Halusinasi

Halusinasi adalah pendapat atau keyakinan diriyang kuat atas suatu kejadian atau objek yang sebenarnya tidak ada.dan merupakan gangguan kejiwaan yang cukup serius.

Bila tidak di atasi secara bijak ,akan dapat mengakibatkan penderita mengalami distorsi kejiwaan, Dalam kondisi yang lebih parah akan menimbulkan kegilaan terselubung. Setiap orang berpotensi untuk terserang halusinasi. Hanya tergantung frekuensi dan tingkat keparahannya.Andaikata terjadi kadang kadang, mungkin hanya sekali dua dalam setahun adalah sesuatu yang wajar.

Selama lebihh dari 15 tahun , berkeliing Indonesia, dalam rangka kegiatan sosial, banyak sekali menemukan kasus kasus halusinasi. Dan yang lebih menyedihkan, oleh keluarga penderita, malahan dianggap suatu "karunia" atau "the sixth sense". Padahal sesungguhnya penderita berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.Dalam kata lain, halusinasi adalah merupakan gangguan persepsi penerimaan oleh pancaindra,kendati tidak ada rangsangan apapun dari luar. Halusinasi bukan mimpi, tapi orang dalam kesadaran penuh, dapat bertingkah laku seperti orang dalam keadaan bermimpi.

Bisa Berbicara Dengan Makluk Halus?

Akibatnya,  orang bisa bertindak aneh,seperti berbicara dengan dinding, karena merasa yakin, bahwa disana ada seseorang dan bahkan merasa mampu berkomunikasi dengan makluk "yang ada " di dinding tersebut. Atau tiba tiba, penderita dapat ketakutan,padahal ia berada ditempat yang ramai. Karena merasa ada yang mengikutinya atau malah memegang pundaknya.

Contoh lain, seorang ibu, yang mengaku ,tiap senja, ia selalu mencium aroma yang tidak sedap ,yang membuatnya takut dan merinding. Wajahnya terlihat pucat dan kehilangan gairah hidup, karena menurutnya, kondisi ini sudah berjalan selama dua tahun.Ibu ini mengalami semacam distorsi terhadap penciuman dan perasaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun