Gambaran Kakek Tempo Dulu
Pagi pagi, mandi bisa satu jam. Terus duduk di teras rumah. Disuguhkan secangkir kopi pahit, oleh cucu dan diikuti sarapan,sepotong ubi rebus. Berbicara satu satu,melangkah juga sangat hati hati dan tidak mau sembarangan bergaul dengan anak anak muda. Kumis dan jenggot sengaja tidak ddicukur, untuk menambah wibawa. Kalau cucu cucu bertanya,tidak langsung dijawab ceplas ceplos, tapi mengangguk anggukan kepala dan kemudian baru mulai memberikan petuah petuah. Kalau ada prilaku cucu cucu yang tidak disenangi, tidak lantas menegor, apalagi sampai marah berteriak teriak. Melainkan,duduk dengan tenang dan memanggil cucu yang dinilai kelakuannya, perlu dibenahi.Â
Kemudian ,memandangi cucu yang berbuat salah,menatapnya dalam dalam dan baru bertanya,misalnya :" Tadi pagi ,kamu berteriak teriak,sehingga mengagetkan seisi rumah. Menurut kamu hal itu baik ?" Dan cucu ,sambil menundukkan kepala,menjawab ,"Tidak baik Opa"
"Kalau begitu,lain kali jangan lakukan lagi ya", kata Opa dengan penuh wibawa. Opa dan Oma di zaman dulu, tidak pernah berjalan sambil bergandengan tangan. Bisa jadi bahan gosipan orang sekampung.,dengan judul gossip ,"Tua tua keladi,semakin tua semakin gatel "
Kakek Kekinian
Pagi pagi buta, sudah bangun. Jalan kaki sama Oma sambil berpegangan tangan,mengitari perumahan. Balik kerumah,sambil menikmati secangkir cappucinno, yang disediakan Oma karena cucu cucu, masing masing sibuk. Lalu, sambil menyeruput capucinno,tangan membuka laptop dan mulai menulis. Sambil menulis, sesekali menjawab telpon dari cucu, yang mengajak mancing. Usai sarapan dan mandi,bersama Oma, bergegas ke kendaraan ,karena ada meeting dengan sesama para senior. Mengemudikan kendaraan  dan saking,kuatir terlambat sampai,melanggar rambu rambu kecepatan dan didenda 2 juta.Â
Makan siang bisa dimana saja. Di tepi pantai, dikota atau di mall. Kalau kakek di zaman dulu,makannya milih milih,Kakek dan Oma di era kekinian,makan apa saja. Fish and chips ok, sandwich juga tidak masalah,nasi goreng apalagi. Sambil makan,sesekali Ponsel berdering, maka sendok terhenti diudara dan belum sempat masuk kedalam mulut. Ternyata dari anak,yang ajak makan malam, "Yes!, langsung spontan dijawab.Â
Baru menyuap beberapa kali,Ponsel kembali berdering,ternyata dari anak tetangga ,yang berusia 26 tahun,tapi sudah menjadi sahabat Kakek dizaman kekinian,yang juga ngajak mancing.
Kakek di Era Kekinian Tidak Pernah Merasa Tua
Gambaran diatas,memang hanya sepintas kilas saja.Namun mungkin sudah dapat  melukiskan,bahwa kakek di era kekinian,tidak pernah merasa dirinya tua. Sangat sibuk, sejak baru bangun subuh. Aktifitas pribadi, menulis ,menjawab pesan di WA,kegiatan sosial dan berkumpul bersama anak anak muda,yang seusia cucu ,bukanlah hal yang tabu,atau menurunkan wibawa.