Untuk Dijadikan Pelajaran Hidup
Terlepas dari masalah ,apa yang sesungguhnya terjadi antara Ahok dan keluarganya,hendaknya menjadi alaram atau pengingat bagi kita semua. Apapun alasan berpisah,biarlah menjadi urusan pribadi mereka. Tapi hal ini mengingatkan kita semuanya,bahwa kalau petaka ini bisa terjadi pada diri seorang Ahok,bukan tidak mungkin bisa juga terjadi pada diri dan keluarga kita.
Ada saatnya kita perlu belajar dari kesuksesan seseorang,mengapa ia bisa sukses atau apa yang dilakukannya,hingga meraih kesuksesan dalam hidupnya.Tapi kita ada kalanya kita harus mau  belajar dari kegagalan orang lain,mengapa ia sukses disatu sisi,tapi gagal di bidang  kehidupan lainnya? Karena keberhasilan dan kegagalan adalah satu paket dari ilmu kehidupan ,yang wajib diperlajari setiap orang, Agar jangan sampai melakukan kesalahan atau kekeliruan yang sama ,sehingga harus membayar mahal ,yaitu :"berpisah!"
Bukan  Menertawakan Kehancuran Seseorang ,Tapi Memetik Hikmahnya
Menertawakan ,apalagi menjadikan bahan olok olokan,kehancuran rumah tangga orang,siapapun adanya,adalah sebuah kenistaan dari harkat dan martabat diri dan merendahkan nilai nilai kemanusiaan yang terdapat dalam diri kita. Akan tetapi kita  perlu belajar,mengapa orang yang begitu mampu meraih sukses disatu sisi bidang kehidupan,namun terpuruk dalam bidang kehidupan lainnya? Ada banyak contoh ,selain dari petaka yang menimpa rumah tangga Ahok, dimana orang orang yang dulunya ,menjadi Motivator terkenal ,yang ditunggu tunggu oleh jutaan orang,namun harus mengakhiri semuanya,karena kegagalan dalam membina rumah tangga.
Menjadikan  Introspeksi Diri
Kita jadikan introspeksi diri atau inner dialog,untuk senantiasa menempatkan  keluarga pada urutan prioritas utama dan pertama tama dalam hidup kita. Karena sehebat apapun kesuksesan yang dapat kita raih disisi lain kehidupan,tidak mungkin mampu mengalahkan nilai keharmonisan dalam rumah tangga kita.Kita, atau tepatnya saya pribadi ikut berduka cita dan berkabung atas apa yang sedang terjadi pada Ahok sekeluarga dan menjadikannya introspeksi diri,yang mendalam.
Tjjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H