Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kita Sudah Meninggalkan Tradisi Makan bersama Keluarga

7 Januari 2018   21:16 Diperbarui: 7 Januari 2018   21:32 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Italia Ternyata Masih Mempertahankannya

Diera orang orang  super sibuk ini,maka acara makan siang ataupun makan malam bersama seluruh anggota keluarga,sudah lama dilupakan.Ada banyak alasan yang masuk akal,mengapa orang tidak bisa mempertahankan tradisi tersebut. Pertama,jarak antara kantor dengan rumah,yang cukup jauh..Sehingga tidak memungkinkan cukup waktu untuk bolak balik dari kantor kerumah,hanya untuk makan siang dan kemudian kembali lagi ke kantor.Apalagi kalau dalam keluarga ,tempat kerjanya berjauhan.

Makan malam juga tidak lagi memungkinkan ,menunggu hingga seluruh anggaota keluarga lengkap,untuk makan bersama.Karena boleh jadi akibat kemacetan dijalan,menyebabkan baru bisa tiba dirumah ,2 jam setelah jam kantor usai. Karena alasan alasan ini,sangat masuk akal,maka secara tidak resmi,penghapusan jadwal makan bersama seluruh anggota keluarga,seakan sudah direstui oleh seluruh keluarga.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Salut Orang Italia Masih Mampu Mempertahankan

Dua tahun lalu, Selama hampir sebulan penuh, kami tinggal bersama keluarga Italia.Karena adik kandung istri saya ,Margaretha yang bersuamikan orang Italia,sudah menetap disana selama  hampir 40 tahun. Kesempatan untuk belajar ,tentang budaya Italia. keunikan dan kehangatan mereka dalam nenjalani hubungan kekeluargaan dan persahabatan,.Setiap hari kami bergaul ,jalan jalan dan makan minum bersama sama..

Menurut saya ,rasa kekeluargaan orang Italia ,sungguh sungguh luar biasa. Sejak awal kami dijemput di bandara, kami sudah dapat merasakan keakraban tersebut. Bagi mereka, keluarga Margaretha adik kami, adalah juga keluarga mereka. Dan ini mereka buktikan, dengan mengajak kami makan bersama keluarga besar mereka.Mereka tidak suka basa basi. Bila merasa tidak suka,mereka tidak akan mengundang seseorang untuk makan bersama, apalagi mengudang makan bersama keluarganya dirumah mereka.Kehadiran kami untuk makan siang bersama, ternyata ditunggu oleh seluruh anggota keluarga . 

Kalau disini, acara makan siang atau makan malam dirumah bersama keluarga ini bisa menghabiskan waktu berjam-jam . Adalah sesuatu yang sangat tidak sopan,bila kita meninggalkan meja makan,sebelum acara makanan penutup selesai disantap.Nah, karena selama makan yang berlapis lapis, diisi dengan berbagai pembicaraan ringan ,agar memperat hubungan kekeluargaan dan persahabatan, maka tidak mengherankan bila, hal ini menyebabkan pada jam-jam tersebut seluruh kantor pemerintahan dan toko-toko tutup.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Selama Makan Bersama,Steril Dari Ponsel

Selama sebulan tinggal dan makan bersama keluarga Italia,tidak pernah saya menengok ada yang asyik dengan Ponselnya,selama makan.Dalam hal kehangatan mereka menerima dan memperlakukan tamu,sejujurnya,saya harus belajar banyak dari mereka. Kalau dulu sewaktu masih di Padang,memang kami selalu mengundang teman dan kerabat ,yang bertamu,untuk makan dirumah kami di Wisma indah.Akan tetapi,sejak kami pindah ke jakarta dan  kedatangan tamu di Jakarta,maka biasanya diajak makan ke restoran Padang . Rupanya,secara tanpa sadar,kami telah terbawa arus  ,gaya hidup di Jakarta.

Tapi rupanya,bukan hanya di Jakarta,karena ketika belakangan kami pulang kampung ke Padang,maka keponakan  kami selalu mengajak kami makan ke restoran.Tidak pernah mempersiapkan makan bersama dirumah mereka. Ternyata bukan hanya di Jakarta,tapi sudah melanda hampir seluruh masyarakat di Indonesia.

Rasanya tradisi  lama,untuk makan bersama seluruh anggota keluarga,sudah tinggal kenangan manis saja.Karena agaknya sudah tidak mungkin lagi diterapkan .Bahkan kini,jangankan makan semeja bersama tamu dan seluruh anggota keluarga,malah tidak sedikit,yang makan malam dikamar sendiri sendiri. Sehingga fungsi rumah,sebagai :"home sweet home" secara perlahan tapi pasti ,sudah tergerus hingga ke akar akarnya.Membayangkan semuanya ini,rasanya merinding,bahwa bisa jadi ,kelak ,suami istri tidak lagi sempat makan malam bersama.Semoga jangan sampai terjadi !

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun