Menabung Setahun Untuk Beli Kue Natal
Pertanyaan  putra pertama kami,yang waktu itu baru berusia 6 tahun,membuat kami berdua terdiam dan saling pandang. Tidak tega kami melukai hati putra kami yang kurus dan pucat,yang saat ini sedang berdiri didepan kami. Tapi darimana uang untuk membeli kue?  Sedangkan untuk membayar tagihan listrik saja tidak ada uang,sehingga sudah 3 bulan,aliran listrik diputuskan.
Maka saya dan istri berjongkok .Memeluknya erat erat,sambil berbisik:" Pasti sayang, sudah bertahun tahun Natal tanpa kue.Natal kali ini,pasti kita beli kue ya" .Tanpa sadar air mata saya menetes diwajah putra kami .Ia menengadahkan wajahnya dan berkata:" Papa jangan menangis.Saya sudah menabung selama satu tahun,dari uang yang didapat dari jual sabut kelapa .
Ntar saya ambil ya",katanya sambil berlari masuk kekamar tidurnya. Beberapa saat kemudian,berlari keluar dan menyerahkan sebuah tempurung kelapa yang penuh dengan uang recehan ,sambil berkata :" papa mama,ini cukup ya untuk kita beli kue?" katanya dengan wajah menatap penuh harap.
Kalimat yang diucapkan  oleh anak kami,menyebabkan kami berdua,tidak mampu lagi membendung,rasa haru yang bercampur aduk dalam hati.Kami bertiga saling berpelukan...
Saat ini,saya lagi duduk di meja ,sambil mengetik di laptop yang dihadiahkan oleh putra kami,yang dulu bertahun tahun merayakan Natal tanpa sepotong kuepun.Kami berdua ,kini tinggal di Burns Beach,daerah wisata,dimana hanya dengan berjalan kaki 200 meteran,kami sudah akan tiba ditepi pantai.Rumah ini dibeli anak kami,agar kami dapat menikmati hidup dengan damai,untuk mengisi hari tua kami berdua,sambil berbuat sesuatu yang kiranya ada manfaatnya bagi orang lain.
Tidak jarang,saya merasa bagaikan mimpi.,betapa kami pernah  menjalani hidup dibawah titik nol selama bertahun tahun. Pada waktu itu,jangankan berpikir akan tinggal diluar negeri,untuk membawa anak kami yang kejang kejang,karena kurang makan dan tempat tinggal yang kumuh,kami harus menjual cincin kawin.Dan untuk makan siang,sebungkus nasi rames,dibagi untuk bertiga,tidak jarang harus berhutang  .
Karena itu,setiap bangun pagi,kami tidak lupa,selalu mengawali dengan bersyukur,bahwa kami sudah lulus dalam berbagai ujian ilmu kehidupan dan masih sehat dan bugar diusia menapaki ke tiga perempat abad. Semoga tulisan kecil ini,dapat menjadi motivasi bagi orang,yang kini sedang sakit dan menderita,agar tabah menjalani semuanya dan yakinlah,segala sesuatu akan indah pada waktunya.
Selamat Natal ! Semoga damai dan sejahteralah hidup kita semuanya.
Tjiptadinata Effendi