Setelah sempat gonjang ganjing yang merambah warga indonesia, serta menjadi viral di media sosial dan menciptakan pro dan kontra,tentang perlu tidaknya memboikot, produk dan apa saja yang berbau Amerika. Hal ini dikarenakan rasa tidak puas atas tindakan Donald Trump, yang secara sepihak menetapkan Jerusalem sebagai ibu Kota Israel.
Rasa nasionalis yang tinggi,secara mengebu gebu ingin mengebukin Amerika dengan cara memboikot apa saja yang memiliki aroma Amerika. Bukan hanya produk dalam bentuk phisik, tapi juga sedang menuju untuk memboikot media sosial, hasil produk Amerika Serikat.Â
Sementara yang lainnya, walaupun juga memiliki rasa nasionalisme yang tidak kurang kentalnya, berpikir secara logika dan tidak hanyut secara emosional, bahwa memboikot produk Amerika, bisa jadi akan jadi bumerang bagi sebagian besar rakyat Indonesia sendiri. Dalam kalimat lain,serangan yang ditujukan kepada Amerika,bisa jadi berbalik melukai diri sendiri.
120 Negara Dukung Indonesia
Lebih dari 120 negara menentang Presiden Donald Trump. Mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa  agar Amerika Serikat menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel. Trump sebelumnya mengancam akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang mendukung resolusi itu, namun sebanyak 128 negara tetap mendukung resolusi, 35 abstain, dan 9 negara menolak. Bahkan lebih jauh dikatakan bahwa langkah Trump "tidak memiliki kekuatan hukum serta batal dan tak sah"
Sumber: www.australianplus.com
Masihkan Perlu Boikot Dilanjutkan?
Dengan adanya penolakan dalam jumlah yang mengejutkan di PBB, masihkan upaya pemboikotan produk Amerika tetap dilanjutkan atau tidak? Time will be the witness. Waktu yang akan menjadi saksi. Tentunya dengan harapan,apapun bentuk boikot sebagai ungkapan rasa nasionalis yang menggebu gebu, perlu pemikiran yang matang dan dikaji ulang, jangan sampai menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.