Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesan yang Kita Tinggalkan Hari Ini

17 Desember 2017   22:05 Diperbarui: 17 Desember 2017   22:39 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

Kemarin pagi, ada pesan masuk di Facebook yang berbunyi " Selamat malam Om, Ini Yeni, anak Pak Jamaris Jamaan di  Padang, Masih ingat Om?"

Tentu saja saya masih ingat dan tidak akan pernah melupakan keluarga ini,karena  walaupun 47 tahun lalu. Pak Jamaris Jamaan adalah Kolonel TNI dan sekaligus Kadit Sospol di Sumatera Barat beliau sekeluarga sudah merupakan keluarga bagi kami. 

Disamping aktif sebagai Ketua ORARI  Sumbar, hubungan kami berjalan baik tanpa ada embel-embel kepentingan apapun. Bahkan pernah terucap "Pak Effendi, kita bisa angkat saudara", kata Pak Jamaris pada waktu itu dan diucapkan dengan nada serius. 

Namun sejak kami pindah ke Jakarta pada tahun 1990, hubungan terputus karena nomor HP saya ganti dan berbagai alasan lainnya. Kemudian beliau sekeluarga juga pindah namun tidak dapat saling komunikasi karena beliau sama sekali tidak aktif di media sosial. baik berupa pesan Whatsapp, maupun SMS. Karena itu, dapat sapaan dari putri beliau yang waktu itu masih di SMP tentu saja merupakan surprise bagi kami. 

Namun rasa senang tersebut hanya berlangsung beberapa menit, karena ketika saya minta nomor telpon yang bisa dihubungi karena sudah kangen ingin berbicara dengan Pak Jamaris. Yeni putri beliau mengatakan "Maaf Om, tanggal 7 Desember lalu papa sudah berpulang....."

Saya terdiam dan merasa terhenyak. Orang yang kami cari agar dapat dihubungi dan kini ketika nomor teleponnya sudah didepan mata, ternyata orangnya sudah berpulang. Kemudian kami sempat berkomunikasi dengan istri pak Jamaris. Bercerita panjang lebar dengan istri saya. Mengungkap berbagai hal-hal menyenangkan yang pernah kami alami bersama, namun kini hanya tinggal kenangan manis belaka.

Hubungan Persahabatan yang Bukan Berdasarkan Kepentingan

Sesungguhnya latar belakang kami berbeda total. Pak Jamaris adalah orang Minang Asli. Kolonel TNI dan pada waktu itu masih aktif. Sebelum menjabat sebagai Ketua ORARI, beliau pernah menjabat sebagai Kasrem. Kami berkunjung kerumah beliau di Jalan A. Yani, Padang sebagai pengurus ORARI dan diterima dengan sangat baik. 

Sejak saat itu komunikasi berlangsung semakin efektif. Bahkan saking baiknya hubungan kami, seringkali kami makan dirumah beliau dan sebaliknya, kalau lagi masak sesuatu, istri saya menelpon dan beliau datang. Tetangga kami heran ada hubungan apa  sehingga pejabat mau datang dengan diundang via telepon.Selama bergaul dengan  keluarga pak Jamaris, hubungan kami steril dari hal-hal yang berbau upeti. Apalagi secara bisnis, perusahaan saya sama sekali tidak ada hubungannya dengan Sospol.

"Papa sudah lama ingin berbicara dengan Om, tapi kami tidak mendapatkan nomor telepon Om selama di Australia", Kata Yeni mengakhiri pembicaraan kami via telepon. Agak lama saya terdiam karena ada rasa sesak oleh penyesalan. Karena selama ini saya lupa melacak keberadaan pak Jamaris lewat Facebook. Dan pas bertemu putri beliau tapi semuanya sudah terlambat. Kami sudah tidak lagi mungkin bisa berkomunikasi.

Ternyata kesan baik yang ditinggalkan hampir setengah abad lalu, tidak pupus oleh perjalanan waktu dan tidak luntur oleh jarak jauh yang memisahkan. Kami saling mencari namun ketika titik temu ada didepan mata, orang yang dicari sudah kembali ke Pangkuan Sang Pencipta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun