Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pikiran adalah "Lahan" Pribadi Setiap orang

9 Desember 2017   20:42 Diperbarui: 9 Desember 2017   20:44 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mengapa Dikatakan Demikian?

Bila orang memiliki sebidang tanah,tentu saja tergantung  pada pemiliknya,mau diapakan lahan tersebut.Mau dibiarkan ditumbuhi rerumputan dan semak belukar atau dibersihkan dan ditanami dengan tumbuh tumbuhan,yang kelak akan menghasilalkan buah bagi pemiliknya.

Analogi ini berlaku sama seperti pikiran yang ada pada diri kita.Karena bila tidak  dimanfaatkan secara maksimal,maka akal budi yang merupakan karunia Tuhan kepada setiap orang,menjadi sia sia saja. Apapun yang kita pikirkan secara berulang ulang  kali,maka suatu waktu ia akan tumbuh,sesuai dengan apa yang kita tebarkan.Kalau kita selalu berpikiran positif,maka akan  tumbuhlah hal hal yang positif.Akan tetapi bilamana yang ada dalam pikiran kita hanyalah keluh kesah melulu ,maka hasilnya adalah tumbuhnya hal hal yang negative, Apalagi bila yang ditebarkan adalah ujar kebencian dan iri hati,maka semakin lama, kita akan terpuruk oleh pemikiran kita yang negative.

Menata Pikiran Dan Hati

Menata pikiran dan hati ,jauh lebih rumit daripada menata ruangan dirumah kita.Karena membersihkan   rumah atau pekerjaan phisik lainnya, dapat diukur atau ditakar dalam hitungan jam,tetapi menata hari dan pikiran  kita membutuhkan waktu yang cukup panjang dan sekaligus tekad yang kuat

Lakukan Introspeksi Diri Setiap Hari

Biasakanlah diri  untuk melakukan introspeksi diri,selama beberapa menit,sebelum berangkat tidur.Melakukan refleksi diri,tentang apa saja yang sudah dilakukan sejak pagi ,hingga malam tiba.Sehingga kita semakin hari ,semakin memahami,arti dan makna hidup yang sesungguhnya.Bahwa kita dilahirkan untuk menjadi pemenang,bukan pecundang.

Menjadi pemenang adalah mengalahkan diri sendiri.Karena pemenang sejati,bukanlah  orang yang berhasil mengalahkan orang lain,melainkan justru yang mampu menaklukkan dirinya sendiri

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun