Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hindari Bersenang Senang Kini, Menderita Kemudian

29 September 2017   19:53 Diperbarui: 29 September 2017   20:02 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

Bersenang Senang Kini, Menderita Kemudian

Menjaga penampilan tentu saja bukannya boleh,tapi sudah merupakan sebuah keharusan. Karena bilamana penampilan kita amburadul ,maka secara psikologis,sudah menciptakan rasa antipati dalam hati orang orang yang ada disekeliling kita. Karena salah satu pilar dari kesuksesan seseorang adalah selalu menjaga penampilan yang apik Akan tetapi menjaga penampilan,tidak harus membelanjakan tabungan masa depan kita.

Hal inilah yang banyak kita saksikan terjadi dalam masyarakat kita. Baru saja mendapatkan promosi jabatan,sudah langsung merasa perlu dilengkapi dengan kendaraan pribadi. Untuk memiliki kendaraan dizaman kini sangat mudah,tidak ada urusan yang berbelit belit.Cukup menyerahkan DP 10 juta rupiah,menanda tangani akad kredit dengan Pihak Show room,maka pada hari yang sama,kendaran baru sudah on the road. Tentu saja tidak berikut BPKB.Sehingga kalau cicilan macet ,maka kendaraan akan dijemput paksa oleh Debt Collector dari Show Room.

Padahal menjadi kepala bagian ,tidak harus dilengkapi dengan memiliki mobil pribadi.Karena mobil yang hari ini dibeli dan baru digunakan satu hari saja,kalau dijual kembali, pasti akan ada penyusutan nilai. Apalagi bila sudah digunakan dalam hitungan tahunan.Logikanya,walaupun namanya kendaraan pribadi, tapi dalam hitungan ekonomi,kita setiap hari membayar sewa mobil ,karena pasti akan ada penyusutan nilai rilnya.Setelah lunas dan mobil mulai bertingkah,maka ditukar tambah dengan yang baru. Karena gengsi dong,masa sudah 5 tahun mobil tidak diganti, begitulah kebanyakan cara berpikir dan menata ekonomi keluarga Mendekati Pensiun Baru Sadar Diri Bahwa Masih Tinggal Dirumah Kontrakan

Tidak Ada Jabatan Abadi Di Dunia Ini

Sehebat apapun diri kita,seberapa tingginya jabatan kita diperusahaan tempat kita berkerja,suatu waktu kita akan digantikan. Percayalah tidak ada jabatan yang abadi di dunia ini dan tidak ada seorangpun yang begitu pintarnya, sehingga tidak ada orang yang dapat menggantikannya.Bila kesadaran baru tiba, setelah usia berkepala 6 dan dipensiunkan dari jabatan,maka selanjutnya hari hari yang akan dijalani akan terasa sangat menyiksa. Karena yang dipikirkan tidak hanya untuk membiayai hidup keluarga, tapi juga kontrak rumah yang setiap tahun mengalami kenaikan.

Diusir Itu Akan Terasa Sangat Menyakitkan

Dalam kondisi kita lagi sedih,Pemilik rumah datang dan memberikan ultimatum,bila tunggakan sewa rumah tidak dilunaskan dalam sebulan,maka rumah akan dikosongkan secara paksa, karena begitu aturan tertulis dalam Akad perjanjian sewa menyewa. Secara pribadi saya sudah merasakan, ketika diusir secara halus oleh pemilik kedai di Tanah Kongsi, karena sudah 3 bulan menunggak sewa rumah. Sungguh terasa amat menyakitkan. Harkat dan harga diri kita, bagaikan dicampakkan kedalam lumpur. Karena itu dalam setiap kesempatan,saya selalu mengingatkan,agar jangan sampai orang lain,mengalami seperti yang pernah saya alami

Mengatur Keuangan Pribadi Dengan Cermat dan Disiplin

Karena itu amat penting dan mutlak agar sejak sedini mungkin mengatur dan mengelola keuangan pribadi kita secara cermat dan displin penuh. Bahwa prioritas utama dan pertama adalah memiliki rumah sendiri, Walaupun sederhana, Karena jauh lebih baik dan berharga tinggal dirumah RSS milik sendiri, ketimbang menumpang di gedung milik mertua.

Tapi pilihan ada ditangan kita masing masing dan tak seorangpun berhak untuk mengintervensi ,apalagi melarang kita. Tulisan ini,hanya sebagai sebuah masukan,semoga ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun