Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Orang Miskin Bisa Hidup Berbahagia?

24 September 2017   18:35 Diperbarui: 24 September 2017   22:08 5346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Depositphotos.com

Walaupun Kami Hidup Melarat. Tapi Kami Berbahagia?

Bagi orang yang belum pernah merasakan hidup dalam  kemiskinan,boleh jadi percaya akan hal ini.Bahwa  orang yang hidup miskin dan melarat,bisa hidup berbahagia. Dengan mengedepankan asalan,bahwa tidak semua orang : "money oriented". Bahwa kebahagiaan tidak identik dengan uang banyak. Serta uang, bukanlah segala galanya dalam hidup ini.

Semuanya tentu saja memiliki kebenaran dalam satu sisi pandang. Akan tetapi sebagai orang yang pernah mengalami hidup dalam kemiskinan selama 7 (tujuh) tahun, saya merasakan bahwa tidak mungkin ,orang bisa hidup berbahagia dalam kemelaratan.

Ketika anak dan istri tergolek sakit dan tidak ada uang untuk membawa mereka ke dokter. Ketika utang sebungkus nasi rames sudah tiga kali belum dilunasi. Aliran listrik diputuskan oleh Petugas PLN karena tidak mampu melunasi 3 bulan tunggakan. Pada saat hidup merangkak dititik nadir dan tak seorangpun kerabat yang peduli,apakah masih mampu mengatakan : "Walaupun kami miskin,tapi kami hidup berbahagia?"

Kalau mengatakan bahwa kendati hidup kami morat marit,kami tetap bersyukur kepada Tuhan.Atau dalam kehidupan yang morat marit, kami tetap hidup rukun dan damai. Tentu bisa diterima dan dipahami.Tetapi bila mengatakan bahwa : "Makan atau tidak makan ,kami tetap berbahagia" sungguh sangat sulit dapat memahami logika hidup seperti ini.

Uang Bukan Segalanya, Tapi Segalanya Butuh Uang

Falsafah hidup yang semu dapat membius orang sehingga tidak mampu bangun dari mimpi mimpi buruknya. Karena filosofi yang menina bobokan dapat membuat orang terlena dan percaya, bahwa dengan hidup melarat, tetap saja bisa berbahagia. Jangan lupa, bahwa uang memang bukanlah segala galanya dalam hidup ini, tapi kita tidak mungkin mengharapkan makanan jatuh dari langit. Melainkan harus kerja keras agar mendapatkan uang,untuk menghidupi keluarga.

Memahami kata kata bijak atau filosofi hidup,hendaknya  dipahami secara cermat,agar jangan sampai kita terjebak kedalam falsafah hidup yang semu.

Money is the Root of Evil?

Uang adalah akar segala kejahatan? Kalau merujuk pada prilaku para koruptor,maka jawabannya adalah: "ya" Tapi tentu tidak dapat mengeneralisir bahwa semua orang menjadi jahat, karena uang, semuanya tergantung pada pelakunya. Dengan uang kita justru dapat membantu orang lain yang kurang beruntung. Kalau diri sendiri bokek bahkan untuk makan saja tidak punya gimana mau bantu orang lain? Karena itu, amatlah penting,agar kita mencermati dan mengartikan secara arif makna dari "the wisdom words" atau kata kata bijak, agar jangan sampai terjebak dan terbius dan menyebabkan kita tidak mampu lagi untuk bangun dari mimpi mimpi buruk kehidupan.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun