Mampu Mengalahkan Orang Lain Tapi Kalah Melawan Diri Sendiri
Sosok yang tadinya menjadi pemenang Pilkada kemudian menjadi Bupati, Gubernur, bahkan belakangan menjadi menteri dan pejabat tinggi karena  sudah berhasil mengalahkan begitu banyak saingannya, namun  gemerlap karirnya berakhir setelah dikenakan rompi  KPK.
Tanpa perlu menjadi seorang analisis, setiap orang dengan mudah mencernakannya bahwa banyak orang orang yang sudah memenangkan berbagai pertarungan ditingkat bupati, gubernur, menteri dan pejabat tinggi , ternyata  kalah ketika bertarung melawan dirinya sendiri..Sudah teramat banyak contoh hidup, betapa kemenangan yang diperoleh dengan segala upaya untuk memenangkan pertarungan guna mendapatkan kursi di pemerintahan hanya dirasakan manisnya dalam waktu singkat.
Banyak  orang yang sudah sukses mengalahkan lawan lawannya, ternyata tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri.Kemenangan dan euforia ketika di elu-elukan, saat dilantik menjadi pejabat ternyata hanya berlangsung sesaat dan kini harus meringkuk dalam kehinaan akibat tidak mampu mengalahkan godaan ketamakan yang terjadi pada diri sendiri.
Memahami Keterbatasan Diri
Memenangkan diri berarti memahami keterbatasan diri, menyikapi secara arif dan bijak bahwa diri kita  adalah sosok manusia yang gampang tergoda. Baik oleh harta maupun oleh wanita atau kekuasaan.Memenangkan pertarungan terhadap lawan ,seharusnya mengingatkan bahwa siapapun kita, sehebat apapun diri atau sepopular apapun, kita memiliki berbagai keterbatasan dan kelemahan diri.
Apa artinya kemenangan sesaat untuk kemudian menjadi rapuh oleh godaan harta, wanita dan jabatan. .Pemenang Sejati bukanlah orang yang mampu mengalahkan orang lain, melainkan yang mampu mengalahkan diri sendiri. Mungkin saja kalimat bijak ini oleh kebanyakan orang sudah dianggap  kadaluarsa.
Kompetisi yang Paling Berat Adalah Melawan Diri Sendiri
Tetapi sebenarnya kompetisi yang paling sulit  adalah melawan diri sendiri, karena didalam diri kita ada banyak lawan lawan tangguh,yang tidak mudah dikalahkan,yakni egoisme,fanatisme,keangkuhan diri  dan keserakahan Kompetisi melawan diri sendiri tidak mengenal waktu dan tidak mengenal bidang yang menjadi arena kompetisi. Kompetisi melawan diri sendiri, memberikan kita kesadaran diri untuk selalu berpacu memperkuat sikap mental untuk dapat mengalahkan semua lawan-lawan yang ada di dalam diri kita.
Bilamana kondisi ini sudah menjadi bagian dari hidup kita, maka akan membuka peluang yang sebesar-besarnya ,untuk dapat mencapai impian  demi impian yang sudah dirancang selama ini. Karena itu, sebelum berkompetisi melawan orang lain, mulailah terlebih dulu dengan mengalahkan diri sendiri.Dengan meniadakan atau meminimalkan hasrat hati untuk menjadi sosok yang selalu dipahami,dinomor satukan,didengarkan dan menjadi sumber perhatian
Mengubah sikap mental,sangat mudah diucapkan,tapi sangat sulit untuk diaplikasikan Butuh tekad dan kemauan keras. Yakni ,dengan mengubah cara berpikir kita Mengapa bukan kita  yang mulai berusaha untuk memahami ,memberikan perhatian,serta menghargai orang yang ada didepan kita? Ini baru satu contoh saja, betapa melawan diri sendiri itu ,jauh lebih sulit dan berat,ketimbang harus berkompetisi mengalahkan orang lain.