Jangan Hanya Menyalahkan, Tapi Perlu Dicari Penyebabnya
Konon orang Indonesia, termasuk dalam juara dunia sebagai orang yang paling malas berjalan kaki. Dan hal tersebut bukan hoaks,tapi benar benar merupakan sebuah kenyataan yang tidak mengenakan.
Kalau menjadi juara di SEA Games, tentu kita bangga,tapi kalau dalam hal menjuarai sesuatu yang bernilai negatif, selama masih memiliki rasa malu, tentu kita akan merasa ikut malu. Walaupun secara pribadi, saya senang berjalan kaki dan setiap hari berjalan kaki disini.
Kalau masih ada desa yang anak anaknya belum melek aksara,tidak bisa secara serta merta menyebut mereka pemalas. Kita tengok dulu,apakah ada rumah sekolah disana? Apakah kondisi ekonomi warga cukup untuk menyekolahkan anak anak mereka? Karena biasanya tangan tidak mungkin bertepuk sebelah. Pasti ada penyebabnya.
Nah, begitu juga tentang "penghargaan" yang disematkan kepada orang Indonesia ,sebagai "penduduk paling malas " berjalan kaki di dunia. Cobalah kita tengok apakan sarana dan prasarana serta keamanan bagi pejalan kaki sudah memadai disediakan oleh pemerintah setempat?
Tidak usah mencari dimesin google.
Cukup keluar berjalan kaki keluar dari rumah kita.Seperti kami yang tinggal di apartement di Kemayoran. Begitu keluar gerbang apartement,maka sudah harus berhati hati agar tidak disambar motor yang naik ke troktoar.Belum lagi harus sangat hati hati melangkah di troktoar,karena disana sudah dibentang tikar Dari mulai  orang berjualan makanan,hingga menikmati minuman. Fungsi troktoar sudah berubah menjadi tempat makan minum lesehan.
Korban Kecelakaan Lalin Terbesar Adalah Pejalan Kaki
Seperti dilansir oleh Jakarata Pedestrian wordpress:" 33 persen dari korban lalin adalah pejalan kaki.Tercatat di papan tulis Kodak Metro Jaya. Hampir 1.700 orang dari lebib 5.000 korban kecelakaan adalah pejalan kaki.
Lebih dari 200 korban mati. Selebihnya, yang tercatat saja, lebih dari 850 luka berat dan 600 luka ringan (sumber : https://jakartapedestrian.wordpress.com/ )
Tjiptadinata Effendi