Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selain dari Mengutuk, Apalagi yang Dapat Dilakukan untuk Pengungsi?

2 September 2017   19:00 Diperbarui: 3 September 2017   06:55 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Refugee island (Dokumentasi Pribadi)

Dengan perasaan geram,kita menyaksikan ataupun mendengarkan kisah kisah perih dan mengerikan yang menimpa ribuan pengungsi di dunia,Maka adalah sangat wajar,bila kita mengutuki para pelaku yang menistakan nilai nilai kemanusiaan .Yang telah merengut paksa anak anak dari orang tua mereka .Atau merampas hidup orang tua dan meninggalkan anak anak yang tidak berdosa berceceran dimana mana. 

Akan tetapi,seperti kata pribahasa:"Mengutuki keadaan ,tidak akan mengubah apapun. " Maka selain dari mengutuki,apa yang dapat kita lakukan untuk meringankan penderitaan mereka? Tidak ada orang di dunia ini,yang mampu menanggung beban hidup orang lain.Tetapi mungkin kita dapat membantu meringankan beban mereka ,sesuai kemampuan diri.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bagaimana Caranya?

 Saya jadi ingat ketika ingin memberikan secercah sumbangan bagi para pengungsi asal Tibet.beberapa tahun lalu. Saya bingung ,mau kasih berapa ?Karena ada banyak orang disana. Kalau salah langkah,bisa jadi dianggap pamer dan bila terlalu sedikit,boleh jadi dikira pelit.Maka saya bertanya ,rata rata orang lain memberikan sumbangan berapa ?


Pendeta yang ditanya,malah heran dan mengatakan :" Don't ask me Sir.The answer is is your heart" (Jangan tanya saya,tanyakanlah pada diri anda sendiri,karena disana akan ada jawabannya).Nah,mungkin jawaban ini,walaupun diucapkan sudah lama,tapi dapat dijadikan kilas balik bagi diri kita masing masing. Selain dari mengutuki sana sini,apalagi yang dapat kita lakukan secara konkrit untuk membantu meringankan penderitaan para pengungsi ini?

Sumbangan diterima oleh Jenny dan Clara (Dokumentasi pribadi)
Sumbangan diterima oleh Jenny dan Clara (Dokumentasi pribadi)
Catatan Tambahan
Dua tahun lalu,di Wollongong,diselenggarakan :"Gala Award Night" ,yang meresmikan 3 remaja eks pengungsi sebagai penerima beasiswaTeu Mung , 18 tahun, Abraham, 17 tahun dan Benedict, 16 tahun ,eks pengungsi dari 3 negara yang berbeda, telah membuktikan .bahwa penderitaan dan kecemasan, telah menumbuhkan mereka menjadi sosok sosok yang bermental baja . Pengalaman pahit dimasa lalu mendominasi hidup mereka dan mereka mampu mengubahnya menjadi motivasi ,untuk mengubah nasib ,mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Hasil kerja keras mereka membuahkan hasil nyata.


Secara pribadi,ada banyak jalan dan cara,bagi kita untuk ikut berperan serta,membantu meringankan penderitaan mereka.Seperti kata pribahasa:'Daripada mengutuki kegelapan,mengapa kita tidak menyalakan sebatang lilin?"Sebatang lilin memang tidak dapat berbuat banyak,Akan tetapi bilamana setiap orang menyalakan masing masing sebatang lilin,maka dunia akan menjadi terang benderang"


Kompasiana Menyumbang 100 Potong Pakaian
Sebelum mengunakan nama Kompasiana,saya terlebih dulu menelpon Pimpinan Kompasiana pada waktu itu Pak Pepih Nugraha. Dan spontan dijawab:"Aduh ,terima kasih banyak pak.Saya jadi terharu" Maka begitu mendapatkan lampu hijau dari Pak Pepih Nugraha ,kami antarkan ke Lembaga yang akan membagikan kepada para pengungsi .Dua kardus besar diterima oleh pimpinan disana dan kata. Jenny:" Kita berkerja sama untuk kemanusiaan. Kami tidak bisa menyumbang, maka kami menyumbangkan tenaga kami Dan kini anda membawa begitu banyak pakaian dan kebutuhan pokok pakaian, Setidaknya kita sudah bisa membagikannya kepada puluhan orang pengungsi,karena mereka sangat membutuhkannya.


Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun